Tuesday, February 21, 2012

Kajian Tafsir An-Nuur: 44 ep.#3: Sabarnya Ulil Abshar

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Masih kelanjutan tulisan sebelumnya...
Sekarang kita mau gali lebih dalam tentang SABAR..

Darimana kah datangnya sabar?

Sabar adalah kemampuan menghadapi diri kita sendiri. Menghadapi orang lain ga butuh sabar, melainkan IKHLAS. Sabar adalah metode untuk mengatasi konflik dengan diri sendiri.

Dalam Surah AlBaqarah ayat 153 Allah berfirman, “Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar.” Dari ayat tersebut, kira-kira mana kah yang lebih tepat dari 2 pernyataan berikut?

:: Berusahalah untuk sabar, agar bisa selalu dibersamai Allah

:: Berusahalah untuk selalu bersama Allah, agar bisa sabar

Jawabannya adalah.. pernyataan kedua. Penyataan pertama tidak salah, tetapi pernyataan kedua lebih tepat. Sekaligus lebih mudah. Betapa kita masih seringkali mengeluh sulitnya bersabar, maka akan sulit pula kita untuk bersama Allah. Namun, bila kita mau mendekat selalu bersama Allah, insyAllah sabar akan labih mudah kita lakukan kan..? Jadi, bila hari ini kita merasa sulit bersabar, yuk coba kita cek lagi..sudahkah kita membersamai Allah hari ini? Orang yang paham seluk beluk ilmu sabar, belum tentu bisa bersabar. Karena sabar adalah akibat. Akibat dari dekatnya diri kepada Allah.

Jadi, makna dari Surah AlBaqarah ayat 153 adalah.. Mendekatlah kepada Allah, niscaya engkau akan menemukan dirimu ada di dalam dirimu. Maksud loe?hehe. Begini, selama ini kita ga bisa sabar adalah karena kita masih menemukan diri kita ada di luar diri kita. Misal, kita melihat orang punya jilbab bagus, eh kita jadi pengen juga. Itu karena kita melihat diri kita ada di dalam orang yang pakai jilbab itu, tidak menemukan diri kita di dalam diri kita sendiri. Banyak contoh lainnya bisa dicari sendiri... J

Bila kita mau mencari diri di dalam diri kita, maka kita akan temukan 2 hal di dalam diri..

  1. Ketiadaan. Manusia adalah sesosok makhluk Allah yang tidak memiliki apapun. Orang yang sudah menemukan ketiadaan dirinya, akan merasa tidak punya apa-apa. Orang yang merasa tidak punya apa-apa, akan mudah baginya untuk Sabar.
  2. Kehinaan. Manusia adalah seonggok tubuh yang berasal dari setetes air hina, akhirnya jadi “bangkai”, kemana-mana bawa ta-i. Seorang yang telah merasa dirinya hina, tidak akan menuntut untuk memperoleh sesuatu yang ‘mulia’ (misal: baju bagus, rumah gedong, mobil mewah). Orang seperti ini tidak akan menemukan dirinya di luar dirinya, dan ia akan mudah untuk Sabar.
Kedua hal di atas adalah bukti kuat bahwa diri seseorang benar-benar telah berada di dalam dirinya. Rasa tiada dan hina tersebut hanyalah ketika berhadapan dengan Allah, bukan dengan makhluk. Sebagai contoh bila rasa tiada dan hina ini diaplikasikan kepada makhluk.. Suatu ketika datang takmir masjid ingin mengajak seorang yang berkecukupan berinfaq untuk pembangunan masjid, lalu orang tersebut malah bilang, “Wah. Mohon maaf ini, saya tidak punya apa-apa. Semua ini milik Allah, sayasih tidak punya apa-apa. Maaf tidak bisa bantu.” Weleh, itu sih namanya pelit. Allah berfirman dalam At-Taubah ayat 35 tentang balasan bagi orang-orang yang hanya menyimpan harta untuk dirinya sendiri.

(Ingatlah) pada hari ketika dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." ya Allah...lindungilah kami dari yang demikian itu..

Alhamdulillaah.. :)
JogjaIstimewa, kos.. 210212
20.25 wib

baca juga:


No comments: