Monday, February 27, 2012

MAN Insan Cendekia Serpong: satu tempat sejuta kenangan.. PART 2


baca juga:
http://nadiagani.blogspot.com/2012/11/gajah-mati-meninggalkan-belang-manusia.html

Dengan nama Allah...:)

Tentang sahabat. Di masa-masa awal SMA.. eh salah. MAN. 9 tahun-an yang lalu. MasyaAllah.. cepatnya waktu berlalu, sudah hampir 9 tahun. Saya mengalami sebuah kejadian, kejutan yang menyenangkan tepatnya. Sangat bisa jadi ini menjadi salah satu alasan saya betah tinggal di madrasah berasrama itu selama 3 tahun selanjutnya..

Malam itu tanggal 16 Agustus 2003, countdown to 17 Agustus 2003 (HUT RI ke-58). Saya masih jadi anggota Paskib. Sebenarnya dari awal dipilih jadi anggota paskib, saya heran bin bingung kok bisa-bisanya saya dipilih jadi anggota paskib. Fisik saya aja udah ga mendukung banget (tidak perlu saya jelaskan panjang lebar. hehe). Padahal pas lagi long march OSPEK (rangkaian kegiatan teakhir OSPEK) di pos PASKIB, dibilang sama kakak-kakak paskib, "Yang gak mau jadi anggota paskib, ACUNGKAN TANGAN!" Dan saya pun mengangkat tangan tinggi-tinggi. FYI: saya memang owgah buwanget sama yang namanya latihan-latihan militer ataupun semi militer, termasuk baris berbaris. Males, bosenin, capek. Tapi eh tapi... Pas pengumuman anggota paskib, lah kok nama saya ternyata masuk. Saya inget banget waktu itu diumumin di masjid habis solat ashar. Saya kaget dan melongo, dalam hati bilang, yee...apa guna dulu nyuruh-nyuruh ngacung tangan kalo tau-tau dimasukin juga. huh. Hehehe.. masih labil kan ceritanya. Bingung banget sebenernya.. pingin proteeessss. Tapi sungguh, waktu itu keputusan kakak-kakak itu tidak bisa diganggu gugat katanya (ya gimana juga gugat mau gangguin, kenal juga engga). Nama yang udah dipilih mau gak mau WAJIB jadi tim paskib untuk upacara 17 agustus 2003. Setelah upacara 17an, yang mau mengundurkan diri baru diperbolehkan. Saya pun cuma bisa pasrah..

Oke, kebeleberan kemana-mana jadinya. Kembali lagi ke malam gladi resik upacara 17an tahun 2003 itu. Saya tidak ingat persis gladi resik selesai jam berapa. Udah sangat malam sekali, sekitar jam 12-an mungkin. Saya udah capek banget, mengantuk pasti. Tapi, satu hal yang masih saya pikirkan malam itu.. Baju seragam paskib untuk besok belum saya setrika.. hikxx. Akhirnya, jam 12-an malam itu pun saya kembali ke kamar asrama. Pas saya masuk kamar, ternyata salah satu teman sekamar saya ada yang masih nyuci baju. Saya yang waktu itu udah capek banget, cuma menegur sebentar lalu langsung menuju meja belajar saya dan duduk di bangkunya. Tanpa dikomando, kepala saya menoleh ke sebelah kiri, tempat gantungan baju.. dan kedua mata saya menangkap ada sepasang baju en celana putih tergantung disana. Otak saya loading.... dan akhirnya nyadar. Itu baju sama celana saya!! Saya heran sama penglihatan saya sendiri awalnya. Tapi lagi-lagi tanpa dikomando, kepala saya kembali menoleh, kali ini ke meja belajar saya, di atasnya meja belajar ternyata telah tertempel secarik kertas putih dengan tinta coklat di atasnya..

N****... Sory td gw buka" lemari loe. Gw mau ambil celana putih loe. Itu baju u/ besok upacara udah gw strikain. Gw takut loe balik malem bgt trus kecape'an, gak sempet strika. tetep CHAYO ya!!! :) Sorry! Sorry kalo masih lecek.

Ya Allah.. saya langsung terharu dan menghampiri temen saya yang masih nyuci. Subhanallah.. Allah Yang Maha Pengasih Penyayang telah menganugerahkan teman yang begitu memahami, mengerti apa kebutuhan saya waktu itu.. tanpa saya mengatakan sepatah kata pun, meminta satu pinta pun.. :) Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam..

Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para mahluk saling mengasihi, sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya." (HR. Muslim).

Sampai saat ini, secarik kertas itu masih rapi tersimpan.. :) Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan rasa kasih sayang dan cinta yang tulus di antara kita. Cinta yang karena-Nya, teman.. untuk-Nya.. :)))

Segala puji bagi Allah.. :)

JogjaIstimewa, 270212
22.48 wib

Tuesday, February 21, 2012

Kajian Tafsir An-Nuur: 44 ep.#3: Sabarnya Ulil Abshar

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Masih kelanjutan tulisan sebelumnya...
Sekarang kita mau gali lebih dalam tentang SABAR..

Darimana kah datangnya sabar?

Sabar adalah kemampuan menghadapi diri kita sendiri. Menghadapi orang lain ga butuh sabar, melainkan IKHLAS. Sabar adalah metode untuk mengatasi konflik dengan diri sendiri.

Dalam Surah AlBaqarah ayat 153 Allah berfirman, “Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar.” Dari ayat tersebut, kira-kira mana kah yang lebih tepat dari 2 pernyataan berikut?

:: Berusahalah untuk sabar, agar bisa selalu dibersamai Allah

:: Berusahalah untuk selalu bersama Allah, agar bisa sabar

Jawabannya adalah.. pernyataan kedua. Penyataan pertama tidak salah, tetapi pernyataan kedua lebih tepat. Sekaligus lebih mudah. Betapa kita masih seringkali mengeluh sulitnya bersabar, maka akan sulit pula kita untuk bersama Allah. Namun, bila kita mau mendekat selalu bersama Allah, insyAllah sabar akan labih mudah kita lakukan kan..? Jadi, bila hari ini kita merasa sulit bersabar, yuk coba kita cek lagi..sudahkah kita membersamai Allah hari ini? Orang yang paham seluk beluk ilmu sabar, belum tentu bisa bersabar. Karena sabar adalah akibat. Akibat dari dekatnya diri kepada Allah.

Jadi, makna dari Surah AlBaqarah ayat 153 adalah.. Mendekatlah kepada Allah, niscaya engkau akan menemukan dirimu ada di dalam dirimu. Maksud loe?hehe. Begini, selama ini kita ga bisa sabar adalah karena kita masih menemukan diri kita ada di luar diri kita. Misal, kita melihat orang punya jilbab bagus, eh kita jadi pengen juga. Itu karena kita melihat diri kita ada di dalam orang yang pakai jilbab itu, tidak menemukan diri kita di dalam diri kita sendiri. Banyak contoh lainnya bisa dicari sendiri... J

Bila kita mau mencari diri di dalam diri kita, maka kita akan temukan 2 hal di dalam diri..

  1. Ketiadaan. Manusia adalah sesosok makhluk Allah yang tidak memiliki apapun. Orang yang sudah menemukan ketiadaan dirinya, akan merasa tidak punya apa-apa. Orang yang merasa tidak punya apa-apa, akan mudah baginya untuk Sabar.
  2. Kehinaan. Manusia adalah seonggok tubuh yang berasal dari setetes air hina, akhirnya jadi “bangkai”, kemana-mana bawa ta-i. Seorang yang telah merasa dirinya hina, tidak akan menuntut untuk memperoleh sesuatu yang ‘mulia’ (misal: baju bagus, rumah gedong, mobil mewah). Orang seperti ini tidak akan menemukan dirinya di luar dirinya, dan ia akan mudah untuk Sabar.
Kedua hal di atas adalah bukti kuat bahwa diri seseorang benar-benar telah berada di dalam dirinya. Rasa tiada dan hina tersebut hanyalah ketika berhadapan dengan Allah, bukan dengan makhluk. Sebagai contoh bila rasa tiada dan hina ini diaplikasikan kepada makhluk.. Suatu ketika datang takmir masjid ingin mengajak seorang yang berkecukupan berinfaq untuk pembangunan masjid, lalu orang tersebut malah bilang, “Wah. Mohon maaf ini, saya tidak punya apa-apa. Semua ini milik Allah, sayasih tidak punya apa-apa. Maaf tidak bisa bantu.” Weleh, itu sih namanya pelit. Allah berfirman dalam At-Taubah ayat 35 tentang balasan bagi orang-orang yang hanya menyimpan harta untuk dirinya sendiri.

(Ingatlah) pada hari ketika dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." ya Allah...lindungilah kami dari yang demikian itu..

Alhamdulillaah.. :)
JogjaIstimewa, kos.. 210212
20.25 wib

baca juga:


Kajian Tafsir An-Nuur: 44 ep.#2: 3 Kemuliaan Ulil Abshar

Allah membolak-balikkan malam dan siang, sungguh pada yang demikian itu terdapat ibrah bagi ulil abshar ~Quran Surah An-Nuur (24): 44

Kembali saya ingin berbagi kelanjutan dari kajian serupa 2 pekan lalu.. Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa Dia-lah yang membolak-balikkan malam dan siang. Segala sesuatu di dunia ini hanya terjadi di dua waktu, yaitu malam dan siang. Apapun itu. Jadi penggunaan malam dan siang di ayat tersebut meliputi apapun yang terjadi sepanjang malam dan siang di alam semesta ini. Lalu untuk apa Allah membolak-balikkan malam dan siang? Jawabannya ada dalam lanjutan ayat tersebut, yaitu untuk menjadi ibrah bagi ulil abshar. Ibrah ialah pelajaran yang dapat meluluhkan akal dan pikiran dalam dekapan ta’dhim kepada Allah. Sedangkan ulil abshar adalah yang selalu mampu mengambil pelajaran (ibrah) dari semua peristiwa kehidupan.

Peristiwa apapun yang terjadi di jagad raya ini akan selalu menuntun seorang ulil abshar menuju 3 kemuliaan, yaitu SABAR, IKHLAS, dan PASRAH. Kenapa 3??? Karena.. setiap detik hidup manusia tidak akan pernah lepas dari 3 hal yang harus dihadapi, yaitu...

  1. Diri Sendiri. Tidak ada satu orang pun yang hidup di dunia ini dapat terlepas bahkan 1 detik saja dari dirinya. Kemanapun kita pergi, disitulah diri kita berada. Seberapa pun jauhnya kita berlari menghindari diri kita, tetap tidak akan bisa kita berlepas darinya. Agar dapat menjaga keharmonisan dengan diri sendiri, kuncinya adalah SABAR.
  2. Alam semesta. Alam semesta meliputi apapun yang ada di luar diri kita di dunia ini. Tumbuhan, hewan, manusia lain, segala ciptaan Allah selain diri kita adalah alam semesta. Tidak pernah satu masa pun terlewat dalam hidup kita melainkan kita selalu bersama dengan alam semesta. Untuk menjaga keharmonisan dengan alam semesta, kita harus memiliki sifat IKHLAS.
  3. Al-Khaliq Allah Ta’ala. Tidak pernah kita terlepas dari Allah. Bahkan setelah hidup kita berakhir pun, tidak akan kita terlepas dari Allah. Kita adalah milik-Nya. Sejak dulu, kini, hingga selama-lamanya. Keharmonisan hubungan kita dengan Allah akan tercapai ketika kita telah PASRAH pada-Nya.
Sleman, ruang jaga dokter..200212
20.13 wib

baca juga:

Sunday, February 19, 2012

I Hate Valentine's Day


Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika seandainya mereka memasuki lubang dhabb (sejenis biawak) niscaya kalian akan ikuti pula.” Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, (mereka itu) Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab, “Siapa lagi?” (HR. Bukhari-Muslim)

**********************************************************************************

Belum lama berselang, tidak terhitung banyaknya anak Adam di dunia merayakan hari yang katanya adalah hari kasih sayang. Ya, Valentine’s Day. Saya benar-benar benci sama perayaan hari ini dan sama semua orang yang merayakannya dengan cara apapun, dan juga sama semua orang yang secara langsung maupun tidak langsung menyatakan dukungannya terhadap perayaan ini. Saya bukan orang anti sosial yang gak suka melihat orang berkasih sayang. Malahan saya sebenarnya seneng banget -banget banget- sama yang namanya coklat, bunga, boneka.. yang notabene banyak berkeliaran sepanjang masa-masa perayaan valentine itu. Saya seneng banget dapet ucapan/ surprise2 mesra dan penuh kasih sayang dari keluarga dan sahabat terdekat.

Saya jadi ingat, dulu pas kelas 2 atau 3 SMP gtu, jaman-jamannya saya maupun teman-teman saya masih banyak yang labil gitu. Waktu itu pas udah dekat-dekat menjelang valentine, temen-temen SMP saya mulai sibuk membicarakan itu. Padahal itu SMP, sekali lagi, SMP!! Saya yang udah sebel setengah mati sama perayaan valentine waktu itu akhirnya dengan penuh percaya diri membuat artikel tentang ‘sejarah kelabu’ valentine, sampai alasan kenapa hari valentine itu tidak sepatutnya dirayakan oleh umat Islam. Pas artikelnya udah jadi, saya dengan penuh percaya diri juga menempel artikel tersebut di depan kelas (di samping kiri papan tulis, tentunya setelah meminta izin sama wali kelas). Berbagai reaksi saya dapet dari temen-temen waktu itu. Beberapa ada yang mendukung, tapi sebagian besar justru gak suka dengan sikap saya dan artikel yang saya tempel. Padahal sekolah saya sekolah Islam dan semua siswi nya berkerudung.. Telinga saya beberapa kali tidak sengaja menangkap omongan gak enak dari temen-temen saya sendiri tentang artikel itu. Saya waktu itu –sampai sekarang- gak pernah mau mempermasalahkan omongan yang saya dengar waktu itu, sepahit apapun. Gak masalah, yang penting orang lain jadi tahu bahwa perayaan itu sama sekali bukan untuk kaum muslimin.

Kini, udah 11 tahun berlalu dari masa saya menempel artikel itu. Entah hanya perasaan saya saja atau memang seperti inilah keadaannya, bahwa justru sekarang masyarakat malah semakin terbuka untuk merayakan hari kasih sayang dengan berrrrrrrrrrbagai macam cara. Pas 14 februari 2012 kemarin saya melihat di TV ada liputan tentang anak-anak yatim memasak sate ayam untuk disuapkan ke ibu-ibu mereka. Ironisnya, kegiatan yang seharusnya bisa menjadi sangat mulia di mata Allah itu, malah ditujukan untuk merayakan hari valentine!!! Innalillaahi.. ya Allah.. sedih,, sedih,,, sedihhh....benar-benar perih melihatnya, bagai luka yang disiram H2O2 tanpa local anaesthesia.

Betapa aqidah umat Islam bangsa ini telah sedemikian bobroknya. Berita-berita di TV pun menayangkan liputan-liputan tentang perayaan valentine seolah hari itu adalah salah satu hari nasional yang patut diberitakan sampai ke seluruh pelosok negeri. Ya Allah, sungguh saya benci. benci. benci. Sejarah valentine itu sudah sangat gamblang ada dimana-mana, bahwa itu adalah hari untuk memperingati seorang pendeta, St.Valentine yang katanya meninggal dihukum gantung tanggal 14 Februari karena menikahkan banyak tentara muda. Tindakan ini berarti menentang perintah kaisar Romawi yang kala itu melarang tentara muda untuk menikah. Kisah ini telah bergema di seluruh penjuru dunia. Tidak ada alasan bagi umat Islam mana pun yang merayakan valentine bahwa tidak pernah mendengar atau membaca atau mengetahui kisah ini. Ini kisah heroiknya pendeta Nasrani, mba dan mas bro! Dan hari Valentine ini pertama kali dijadikan hari perayaan gereja! Ini adalah budayanya kaum Nasrani!! Kita umat Islam, telah jelas dipesankan oleh Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih) Na’udzubillaah.. tsumma na’udzubillaah..

Ini bukan masalah toleransi antar umat beragama! Plis deh. Makan tu toleransi! Toleransi kita umat Islam dengan umat agama lain hanyalah pada masalah muamalah saja, kita harus menjaga silaturrahim tetap baik dengan umat agama lain. Tidak boleh mengganggu mereka selama mereka tidak mengganggu kita. Tetapi dalam hal aqidah, keyakinan, ibadah, kita harus tegas, lakum diinukum wa liyadiin.. bagimu agamamu, dan bagiku agamaku... (alKaafirun:6). Bahkan perayaan valentine ini adalah bentuk penghormatan kepada orang Nasrani. Ini sungguh-sungguh merupakan bentuk penodaan terhadap aqidah Islam.

**********************************************************************************

Sangat sangat aneh. Begitu banyak orang-orang yang mengaku ingin mencurahkan rasa cintanya kepada orang lain, siapa pun itu (ibu, bapak, pacar, teman, sahabat, guru, artis idola, dan lainnya), namun di saat yang bersamaan orang-orang itu justru tidak mencintai dirinya sendiri. Mereka rela menerobos aturan Allah dan RasulNya dengan merayakan hari Valentine, yang berarti mereka telah merelakan dirinya terbenam dalam ancaman siksaan Allah. Padahal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan teladan dalam banyaaaaaaaaaaakkkkkk sekali riwayat tentang mengungkapkan kasih sayang, dua di antaranya saya kutipkan di akhir tulisan ini.. Teladan beliau ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan perayaan hari valentine. Mengungkapkan kasih sayang kepada sesama muslim (yang muhrim), sesama manusia, haruslah dilakukan sesegera mungkin ga boleh nunggu-nunggu valentine. Sudah sepantasnyalah hanya Allah dan RasulNya yang menjadi referensi dalam setiap nafas hidup kita.

~ Dari Anas ra, sesungguhnya seseorang duduk di hadapan Nabi saw, lalu ketika ada orang lain lewat di situ, ia berkata, “Wahai Rasulullaah, sungguh aku mencintai orang itu.” Beliau bertanya, “Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?” Ia menjawab, “Belum.” Beliau bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Kemudian ia menemui orang itu dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintai kamu karena Allah.” Orang itu menjawab, “Semoga kamu dicintai oleh Tuhan yang telah membuat kamu mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih)

~ Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah saw menciumi Al Hasan bin Ali, di hadapan Al Aqra’ bin Habis At Tamimiy yang sedang duduk. Lalu Al Aqra’ berkata: Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, dan aku belum pernah menciumi seorang pun. Lalu Rasulullah saw memandanginya dan bersabda: “Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi” (HR. Al Bukhari)

Alhamdulillaah... J

JogjaIstimewa, 19 Februari 2012
23.12 WIB

Friday, February 10, 2012

Mutiara di Atas Angkot


Dengan nama Allah..

Tadi malam, pertama kalinya saya jaga UGD puskesmas dengan status sebagai dokter magang. Jaga UGD mulai jam 9 malam s.d. jam 8 pagi esok harinya. Pagi jam 8 tadi pas pulang dr puskesmas, alhamdulillaah ga pake nunggu, langsung dapet angkot. Di depan saya di dalem angkot duduk seorang mbah, pake jilbab, yang dari awal saya naik angkot, udah senyum-senyum sama saya. Sebenarnya saya agak bingung, kenapa ya kok mbahnya senyum-senyum. Saya senyumin lagi aja. Emang mbahnya suka senyum, kayaknya. :) Smoga senyumnya bisa terus jadi shodaqoh ya mbah.. :)

Seperti yang biasa saya lakukan sejak SMP tiap naik angkot, saya selalu nyediain uang bayar angkot di awal waktu. Maksudnya biar nanti pas udah deket2 tempat tujuan, ga repot ngubek-ngubek tas cari duit lagi. Pas tadi saya mau nyiapin uangnya, saya ragu, mm..bayarnya 2500 apa 3000 yaa..? Pas lagi bingung-bingung gitu, saya melirik si mbah. Dalam hati, mm. tanya mbah-nya aja apa ya, bayarnya berapa. mmm. tapi, klo mbah nya ga bisa bahasa indonesia gmna..? Tiba-tiba, angkot berhenti. Dan naiklah seorang ibu bersetelan blazer bercelana panjang dengan gaya khas wanita karier. Pikiran saya tentang uang bayar angkot jadi terbagi sementara, karena agak takjub dengan si ibu ini. Di jakarta, tangerang, dan sekitarnya melihat perempuan bersetelan lengkap naik turun bis/ angkot sudah jadi pemandangan yang sangat biasa. Tetapi, melihat pemandangan serupa di kota ini agak 'beda' rasanya. Sang ibu ini pun mengambil tempat persis di samping kanan saya.

Setelah kira-kira 20 detik-an memfamiliarkan diri dengan pemandangan di samping saya, saya akhirnya bertanya sama si ibu yang dari penampilan beliau saya yakin pasti beliau pandai berbahasa Indonesia. hehe.
Saya: Bu maaf, mau tanya, biasanya berapa ya bayar angkotnya?
Ibu: mba-nya naik darimana?
Saya: dari perempatan cebongan.
Ibu: mm.. sebenernya 2500 mba. tapi saya biasanya kasih 3000
Saya: ooo... (manggut-manggut), makasi bu.. (senyum)

.........hening, hanya terdengar laju kendaraan bermotor.......beberapa saat kemudian...

Ibu: mba-nya jarang naik angkot disini..?
Saya: ini pertama kalinya bu. (Senyum)
Ibu: (senyum juga)

.........hening lagi..............lalu....

Ibu: mba-nya tugas dimana?
Saya: (Dalem hati, kok tau ya aku habis tugas.kliatan banget po kumelnya?? oh no!) Di puskesmas mlati bu..
Ibu: Ooohh.. dokter? apa koass?
Saya: Dokter magang.. baru 1 februari kmarin..
Ibu: (wajahnya berubah excited) Waah, dokter magang itu berarti yang udah selesai ya?
Saya: Iya, bu....

........blablablablablablablablabla.. berlanjutlah obrolan kami di sepanjang perjalanan, tentang program dokter magang, tentang program PTT, tentang program pendidikan dokter, biaya masuk FK UGM, uang semesteran, tes-tes masuknya, dan beliau pun bercerita bahwa putri beliau ternyata sekolah di SMA 3 Jogja (woh. ga kelihatan loh ibunya udah punya anak berumur SMA. hehee. awet muda si ibu). Rupanya anak beliau mau masuk FK UGM. Makanya beliau detail banget tanya-tanya tentang FK UGM. Beliau ternyata seorang pengacara, sekaligus konsulen hukum bisnis...

Sampai akhirnya beliau cerita, tentang sisi-sisi gelap kehidupan Jogja. Sebenarnya ga cuma di Jogja kondisi ini ada. Tapi karena beliau kerjanya di Jogja, jadi yang beliau bener2 paham ya di Jogja. Sisi gelap yang saya maksud khususnya dalam hal pergaulan yang kelewat batas (baca: dugem, minum-minuman keras, narkoba, sampai pergaulan bebas). Beliau cerita, bahwa banyak kasus yang beliau tangani seputar itu. Betapa jalan untuk berbuat keburukan di kota ini sesungguhnya sangat besar, sangat banyak, terbuka lebar. Tidak hanya kaum muda -yang notabene katanya rasa ingin tahunya masih besar, masih mencari jati diri-, ternyata kaum yang tidak lagi muda (istilah ibunya: om-om tante-tante) juga tergiur oleh gemerlap 'kesenangan'nya, yang sesungguhnya tidak lebih dari sekedar 'tipuan' dunia.

Hingga nasihat senilai mutiara ini keluar melalui lisan beliau, walaupun saya yakin nasihat ini pasti beliau sampaikan dari hati, karena persis langsung sampai ke hati saya... ini ga bener-bener sama persis redaksinya, tapi kurang lebih seperti ini..
Mba, bersyukur sekali kalau ada orang yang bisa selamat dari hal-hal yang seperti itu. Bener deh, harta kekayaan kesenangan dunia tidak berguna ketika seseorang sudah memasuki gelapnya dunia semacam itu. Semuanya berawal dari pergaulan. Ketika kita salah memilih teman dalam bergaul, bisa hancur semua-muanya. Keluarga, harta, cita-cita, nama baik, semuanya. Saya bukannya orang suci mba, tapi hidup ini cuma sekali kan mba, harusnya kita gunakan untuk jadi orang baik yang melakukan hal-hal baik. Kasihan keluarga, orang tua, kalau sampai harus ikut menanggung semua itu. Pesan saya ya mba, selektif banget deh dalam bergaul. Pilih-pilih teman. Bukan maksudnya untuk sombong, atau eksklusif. Tapi itu memang kebutuhan kita mba. Teman yang baik akan bisa menjadi 'rem' bagi kita, kalo sewaktu-waktu 'rem' kita sendiri lagi ga pakem, ada teman yang akan menge-rem kita. Begitupun sebaliknya kita ke teman-teman kita. Kita jadi sama-sama punya standar yang baik. Saling mengingatkan. Biar sama-sama selamat. Kalau sekarang mba punya teman-teman seperti itu, bersyukur deh mba.. Bersyukur banget. Kalau belum, segera cari deh. Bisa dari teman seprofesi, teman sama-sama mengaji, (yang ini bener loh, letterlijk ibunya bilang begitu) atau apapun. Pokoknya bisa saling mengingatkan.



....................................................

MasyAllah.. betapa cara Allah mengingatkan begitu lembut, begitu penuh kasih sayang,, melalui lisan seorang ibu yang saya bahkan belum mengenalnya, di atas angkot jalur cebongan-apotek UGM. Mungkin saja.. bisa jadi.. Allah menilai selama ini saya masih kurang bersyukur atas anugerah Allah yang satu ini. Teman-teman yang baik. Teman-teman tempat kami dapat saling mengingatkan. Teman yang dapat menjadi 'rem' bagi saya. Teman-teman yang dengan mereka saya bisa tetap berada di jalan yang baik dan benar, hingga bisa terus memperbaiki diri, untuk Allah..

Terbayang olehku satu per satu wajah kalian..
Terima kasih, terima kasih, telah menjadi sebaik-baiknya teman, sahabat, bahkan saudara yang tiada lelah mengingatkanku.. Kalian salah satu kekuatanku. Karena ketika suatu saat lelah dan lemah melanda, lalu kucoba membayangkan wajah-wajah itu.. wajah-wajah yang kelak aku ingin melihatnya dengan senyum yang mengembang.. dengan keceriaan yang sempurna.. dengan kebahagiaan yang tiada kesedihan setelahnya... di surga Allah.. sungguh aku ingin membersamai kalian.. Berdampingan dengan kalian.. Duduk bersama di atas permadani hijau yang tebal dan lembut, memetik hidangan buah-buahan yang sama, meminum susu dan madu yang sama, bersama kalian.. semua.. semua.. dengan seluruh orang tua kita, keluarga-keluarga kita.. hingga bersama aku berharap kita dapat bertemu beliau, yang selalu kita idam-idamkan.. beliau yang begitu kita rindukan.. Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam.. hingga.. hingga kemudian Allah perkenankan kita semua melihat wajah Allah, Tuhan kita, Raja kita.. Ya Allah.. utuhkanlah kebersamaan kami di dunia mulia, dan utuhkan pula kebersamaan kami kelak mulia di akhirat.. aamiin.

Segala puji bagi Allah.. :')


JogjaIstimewa, kamar kos
10 Februari 2012, 20.33 WIB

Wednesday, February 8, 2012

Bertahan

malam telah sempurna mewujud gelapnya
sepertiga awalnya baru saja menyapa
sebagian penghuni alam mungkin telah menapaki alam mimpi..
sebagiannya masih berjuang dalam kewajiban-kewajiban duniawi, maupun ukhrawi..
sisanya hanyut, terlena dalam kemaksiyatan berkedok kenikmatan raga, tanpa ingat mati..

kembali kuulang tanya yang telah ribuan kali diajukan pada hati,
Apa yang kau dambakan, duhai hati..?

Sungguh, betapa nafsu dunia masih saja terasa begitu menghimpit,
Inginnya hanya dituruti tanpa kenal toleransi, bahwa sisa usia kian sedikit..
Padahal maut semakin menjelma pasti..
Masa pertanggungjawaban itu perlahan menghampiri, dengan atau tanpa disadari..

kembali kuulang tanya yang telah ribuan kali diajukan pada hati,
Apa yang sungguh-sungguh kau damba, duhai hati..?

Benarlah, tiada kekuatan melainkan adalah dari-Nya..
ketika raga dan jiwa sudah merasa tiada berdaya menolak rasa yang menyiksa,
hanya Ia tempat meminta segala yang tiada kupunya..
Dan nyata sudah, hanya dengan kekuatan-Nya, tanya itu semakin tegas kujawab

Inilah yang sungguh-sungguh kudambakan, bukan itu
Karena ini satu-satunya cara peroleh kebahagiaanku
Karena ini satu-satunya jalan meraih impianku
Karena dia, mereka, yang telah Kau muliakan di dunia pun memilih ini


Karena, hanya inilah identitasku,,,, hamba-Mu..

Maka aku akan tetap bertahan disini,
meski pahit dan perih tak kan beranjak pergi,
.... kuyakin bahagia telah menanti


jogjaistimewa, kamar kos, 22.38 wib

Monday, February 6, 2012

Kajian Tafsir An-Nuur: 44 ep.#1: Berpikir. Berpikir. Berpikir.


Setelah 17 hari saya absen dari kajian2 di jogja, Alhamdulillaah hari ini bisa datang lagi,,, masih bersama temen saya tercinta. *eh.
Sebenarnya pas kajian tadi saya sedang sangat ngantuk sekali. Mata rasanya perih, kepala pusing. Tapi setelah pulang ke kos, jadi kepingin berbagi ilmu yg tadi saya dapat.. tentang tafsir An-Nuur ayat 44

Dengan nama Allah.. :)

44. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang berpikir. ~Quran Surah An-Nuur (24): 44

Dalam Surah An-Nuur ayat 44, Allah menyebut kata Uulil abshaar. Pada sebagian besar quran terjemah yang saya baca, ulil abshar di ayat ini diterjemahkan sebagai orang-orang yang memiliki penglihatan, -atau pandangan- yang tajam. Namun, di kajian tadi sore, kalimat ini diterjemahkan sebagai "orang-orang yang berpikir".

Sebelumnya, dipaparkan tentang garis besar tafsir an-Nuur yang berisi tentang 2 hal, yaitu fardhullah dan ayatullah. Fardhullah artinya keharusan-keharusan Allah, yang meliputi perintah dan larangan. Perintah Allah harus dilaksanakan dan larangan Allah harus dijauhi. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah akan melahirkan sifat TUNDUK. Ayatullah berarti tanda-tanda kekuasaan Allah. Tanda-tanda kekuasaan Allah ini akan melahirkan sifat PASRAH. Dua sifat ini, TUNDUK dan PASRAH, merupakan karakteristik orang-orang muslim yang Allah sebutkan dalam surat Ali Imran ayat 132
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Muslimuun dalam ayat tersebut memiliki 2 makna, yaitu tunduk dan pasrah.

Kembali lagi ke surat an-Nuur ayat 44. Di awal ayat ini, Allah memaparkan salah satu tanda kekuasaan-Nya yaitu pergantian siang dan malam. Yang di dalam kekuasaan-Nya tersebut, terdapat banyak pelajaran bagi ulil abshar. Nah, pertanyaannya, siapa itu ulil abshar? Ulil abshar diartikan sebagai orang yang mempunyai pikiran, yaitu orang yang setiap kali dia berpikir maka ia akan memperoleh pencerahan. Ulil abshar adalah orang yang dengan pemikirannya, ia akan berani menyimpulkan bahwa apapun yang terjadi di dunia ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Tidak butuh gelar sarjana untuk menjadi ulil abshor, orang yang memahami ilmu tentang pergantian siang dan malam bukanlah seorang ulil abshar ketika ia tidak dapat memaknai pergantian siang dan malam sebagai wujud kasih sayang Allah kepada manusia. Seorang dokter ahli saraf bukanlah ulil abshar jika ia tidak menyadari bahwa setiap ujung saraf bebas untuk mendeteksi rasa nyeri di tubuh manusia adalah wujud kasih sayang Allah kepada manusia.

Ust. SAR: Apakah ada yang mustahil bagi Allah?
Jama'ah: Tidak.
Ust. SAR: Salah. Ada yang mustahil bagi Allah.... Mustahil Allah tidak menyayangi kita.

Agar dapat berpikir seperti berpikirnya ulil abshar, kita harus tahu rambu-rambunya. Rambu berpikirnya ulil abshar ada tiga, yaitu:
  1. Berpikir apapun harus menjadi jalan menuju akhirat. Misalnya belajar, harus bisa jadi jalan menuju akhirat, bukan semata-mata untuk mendapat nilai bagus atau jadi mahasiswa teladan. Makan nasi rames kumplit sayur lauk pauk, harus bisa jadi jalan menuju akhirat, ga semata-mata untuk bikin kenyang aja. Nulis blog, harus jadi jalan menuju akhirat, bukan cuma kegiatan mengisi waktu luang dan berkeluh kesah semata. *ups.menohok diri sendiri. :p
  2. Berpikir apapun harus menjadikan diri saya bahagia. Bahagia itu mengandung 3 unsur, yaitu kegembiraan, kedamaian, dan rasa syukur. Ketika salah satu dari unsur itu tidak terpenuhi, maka bukanlah kebahagiaan. Orang ulil abshar itu, selalu berpikir apapun harus membuatnya bahagia. Misalnya, hilang uang. Seorang ulil abshar akan bahagia dengan hilangnya uang, karena dia berpikir, uangnya hanya 'dititipkan' kembali kepada Allah, kalo suatu saat dia perlu uang itu akan Allah kasih lagi.
  3. Berpikir apapun harus membuat diri saya bermanfaat buat sesama, minimal tidak menyusahkan orang lain. Misal, parkir motor. Seorang ulil abshar, akan berpikir apakah posisi parkirnya akan menyulitkan motor lain yang mau keluar atau ga. Atau pas di lampu merah, seorang ulil abshar akan berpikir apakah asap kendaraannya akan mengganggu pengendara lain di belakangnya/ tidak.
Semoga Allah menguatkan kita untuk dapat memenuhi ketiga rambu tersebut, sehingga Allah memantaskan kita menjadi ulil abshar yang mampu mengambil pelajaran dari setiap kuasa Allah yang terhampar di bumi. aamiin.

Trus, apa akibatnya kalo kita ga mau berpikir? --> kita jadi ga bisa mengerti.... :(
Akan muncul penyakit-penyakit manusia modern..apa aja tuh???
  1. Disorientasi. Seharusnya, manusia kan orientasinya kembali adalah Allah. Sebagaimana pertanyaan Allah di surat at-takwiir ayat 26, "Fa ayna tadzhabuun." ...maka kemanakah kamu akan pergi... dan jawabannya di surat Fathiir ayat 18, "Wa ilallaahil mashiir." ...dan kepada Allah-lah kembalimu... Seorang yang disorientasi akan memandang segala urusan hanya dengan sudut pandang dunia semata. Bukannya ga boleh mikirin dunia, boleh banget. lha wong kita hidup di dunia. Tapi, kalo semata-mata hanya dunia, itu yang ga boleh. Karena orientasi kita harusnya kepada Allah, kepada alam akhirat tempat hidup kekal kita nanti. Seorang manusia yang mengalami disorientasi kayak gini akan merasa betah tinggal di kampung rantau "dunia" , dan tidak ada rindu untuk "pulang" ke kampung asal "akhirat". (bukankah kita semua ini asalnya adalah dari alam akhirat, maka sesungguhnya dunia adalah tempat kita merantau). ya Allah, sudahkah saya rindu dengan alam akhirat..? Astaghfirullah..
  2. Distorsi. Yaitu menyimpulkan segala peristiwa dalam hidup ini dengan kesimpulan yang terbalik, sehingga menzhalimi diri sendiri. Misalnya, seorang menganggap dosa itu menyenangkan, padahal kan dosa itu kotoran, dan mana ada kotoran yang menyenangkan. Atau, orang yang beranggapan bahwa sabar itu sulit. Padahal, sabar itu kan kebutuhan ruhani kita, sama halnya dengan jasmani kita yang butuh makan. Sabar sama makan kalo kita pikirkan dengan benar, sebenernya kan lebih sulit makan (makan butuh uang, butuh waktu misalnya), sedangkan sabar, 'cuma' butuh hati lapang -yang bisa dicapai tidak sampai 5 detik- tanpa uang sepeser pun. Jadi sebenernya lebih gampang sabar daripada makan, tapi masih banyak orang yang menyimpulkan sabar lebih sulit daripada makan.Termasuk saya,,,
  3. Disharmoni. Maksudnya adalah hilangnya keharmonisan dengan diri sendiri. Disharmoni ini Rasulullaah gambarkan dalam haditsnya, orang yang apabila berbicara ia berbohong, bila berjanji ia ingkar, dan bila dipercaya ia khianat.
Ketiga akibat tidak mau berpikir tersebut, bisa jadi membawa kepada bencana mahadahsyat dalam hidup seorang hamba.. yaitu... ter-DISkualifikasi dari dunia dengan su'ul khatimah. na'udzubillah,,tsumma na'udzubillah..

~Tiadalah Allah memberikan kita ilmu melainkan Allah memberi kesempatan kita untuk mengamalkannya~ Ust.Syatori AR, 12 Ramadhan 1432H

Segala puji bagi Allah.. :)