Tuesday, January 31, 2012

Only For You

Only for you, the best friend(s) Allah has given me.. u all know exactly who you are.. ^^


Jabat tanganku, (bukan) untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku
Kita terharu (meskipun akan) bertemu lagi

Bersenang-senanglah
Karna hari ini yang kan kita rindukan di hari nanti
Sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Karna waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua..

SAMPAI JUMPA KAWANKU.. :)
Smoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
SAMPAI JUMPA KAWANKU.. :)
Smoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah
Karna hari ini yang kan kita rindukan di hari nanti..

Mungkin diriku masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku masih haus (nasihat) kalian..

Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Sheila on7 (dg sdikiiiit perubahan ^^)


"Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu
Ketika hilang agama itu darimu, maka hilang pula cintaku padamu." ~Imam Nawawi Rahimahullah ^^

jogja, kamar kos 310112, 20.59
masihgalau.com

Saturday, January 14, 2012

Hikmah Berprasangka: Jauhilah Prasangka!

بسم اللَّه الرحمن الرحيم

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

الْكَلِمَةُ الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا

Hikmah adalah harta orang mukmin yang tercecer/hilang, maka dimana saja ia menemukannya, dia lebih berhak untuk mengambilnya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Kalimat ini sudah sering kita dengar, bahkan mungkin bagi sebagian orang terdengar membosankan. Astaghfirullaah.. Padahal, ketika diyakini secara benar, kalimat ini bisa jadi merupakan kalimat motivasi paling benar yang pernah saya dengar. Satu hal yang belum disadari oleh banyak orang yang menganggap kalimat tersebut membosankan adalah, hikmah itu hanya akan menjadi hak orang yang layak mendapatkannya. Trus, siapa orang yang layak itu? Mereka adalah orang yang aktif mencari hikmah di setiap peristiwa yang terjadi. So, ketika kita -saya, terutama- masih sulit menemukan hikmah dalam suatu peristiwa, itu menunjukkan bahwa saya belum serius mencari hikmah tersebut. Ketika kita berusaha serius untuk menemukannya, maka Allah pasti akan memberikan hikmah itu. Insya Allah.. :)

Berusaha mengaplikasikan hadits Rasulullaah Saw di atas, saya merasa perlu menuliskan hikmah yang telah saya dapatkan sore kemarin. Begini ceritanya..

Kemarin sore begitu pulang ke kos, sambil duduk-duduk selonjoran mengistirahatkan kaki, saya buka laptop. Niatnya untuk buka facebook, email, dan blog.. Sampai di 'beranda' facebook, saya lihat ada newsfeed dari 2 orang senior saya membagikan link yang sama. Membaca judul link-nya, reaksi saya langsung, "ya Allah, knapa sih kayak gitu dicerita-ceritain??" Saya kasih tau aja, judulnya: Aku dan tiga istriku. Silakan di klik loh kalo mau ikutan baca. :) Saya terus terang saja, bukan simpatisan poligami. Saya mengimani kebenaran firman Allah yang membolehkan poligami, bahkan menjadikan poligami sebagai sebuah SOLUSI atas salah satu problematika umat Islam yang siap menghadang: jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki, atau.. jumlah perempuan sholehah yang membutuhkan laki-laki sholeh sebagai pemimpin keluarga lebih banyak dibanding jumlah laki-laki sholeh yang tersedia. Sungguh, saya mengimaninya. Tapi, saya belum tentu mau kalo dipoligami. ya Allah, jangan sampe.. jangan sampe..jangan sampe.. Karena poligami itu kan hak kewanitaan, bukan hak kelaki-lakian. Jadi boleh dong saya menuntut hak saya selama kewajiban sebagai istri saya penuhi. *eh. jadi curcol :p* Rasulullaah Saw juga kan baru poligami setelah bunda Khadijah, istri pertama beliau, meninggal.

Saya juga menghormati orang-orang yang kemudian benar-benar menjadikan itu solusi dalam keluarganya. Seriuss. Saya bahkan sangaaatt salut dengan orang-orang yang menjalankan poligami dengan haq, baik alasan maupun caranya. Rasanya surga deket gitu sama mereka. Kan balasannya istri yang bersedia dipoligami tuh surga firdaus ya kalo ga salah. ya Allah, bukan mau menyia-nyiakan pahala. Tapi, saya pingin masuk ke surga firdaus dari pintu yang lain aja deh. Boleh kan yaa ya Allah..? Namun, saya tidak terlalu suka -kadang, klo lagi bete jadi ga sukaaaa banget.hehe- dengan orang yang mengumbar-umbar tentang poligami yang telah dijalankannya, apalagi sampai mempropagandakan orang lain untuk melakukannya. aduh, saya bener-bener ga suka. Plis deh. wong Rasulullaah Saw saja 'curhat' ke Allah tentang ke-poligami-annya dengan begitu sedih, karena beliau merasa tidak bisa berlaku adil. Sampai beliau berkata pada Allah, "yaa Allah, inilah adilku," saking beliau merasa ga berdaya-nya untuk mengamalkan keadilan yang Allah perintahkan. Kalo Rasulullaah Saw saja sampai seperti itu, saya merasa tidak pada tempatnya ketika ada umat muslim yang memproklamirkan kebahagiaan rumah tangganya yang hidup secara poligami. Yaa.. kalo emang nyatanya dia bahagia, ya biasa aja kek. Biar orang lain yang melihat dan mengambil hikmahnya, ga usah digembar-gemborin.

Jadi ngalor ngidul ngetan ngulon yak. aseek, udah lumayan ngerti nih bahasa jawa :D. Kembali ke judul link tadi. Pas liat judul link-nya itu, saya sebellllll. Bagi saya, judul link itu sudah sangat jelas, denotatif banget. Gak mungkin ada maksud lain dari judul itu selain kisah tentang poligami. Udah terang-terangan banget ditulis.. Aku dan tiga istriku. Apalagi kalo bukan tentang poligami. Jadi, jangankan tertarik untuk membacanya, melihat deretan kata-katanya saja membuat saya pingin cepet-cepet mengalihkan pandangan. Gak sukaa!

....................................tapii.. eh. ada tapinya..

Saya melihat dua nama senior saya yang membagikan link itu di wall mereka. Dua nama orang yang, well, let's say.. saya percaya. Percaya bahwa, kesukaan atau ketidaksukaan mereka atas sesuatu pasti beralasan. Bukan kesukaan atau ketidaksukaan yang asal-asalan. Yang satu laki-laki, yang satu perempuan. Saya sempet heran sebenernya. Kok mereka share link kayak gituan yaa..? Udah gitu di-like lagi. Emang bagus ya?

Saya yang masih geregetan sebel baca judul link itu kemudian melihat comment yang ditulis sama mba yang saya percaya ini, beliau ngomen, "Waaa.. so sweet...^^" Begitu baca comment itu, sontak prasangka saya berubah 180 derajat. Wah, ni kayaknya bukan sembarang link nih. HARUS dibaca! Bener. Saya benar-benar merasa HARUS mengklik dan membaca link itu saat itu juga. Jadi langsung saja tanpa memperhatikan kesebelan saya dengan judulnya, saya langsung klik dan baca..

Si penulis bercerita tentang istri pertamanya yang beliau nikahi ketika beliau masih sangat muda, lalu istri pertamanya menyuruhnya mencari istri kedua. Maka menikahlah beliau dengan istri kedua yang dengan keberadaan kedua istrinya itu, membuat beliau merasa sangat bergairah dalam hidup. Kemudian, kedua istrinya itu mengenalkan beliau dengan calon istri ketiganya, mereka menyuruh beliau menikahi wanita itu menjadikannya istri ketiga. Maka menikahlah lagi beliau hingga punya tiga istri. Beliau sampaikan dalam tulisan itu, bahwa istri ketiganya adalah yang paling banyak berkorban mengalah demi memberi waktu lebih banyak untuk istri pertama dan kedua. Beliau sampaikan bahwa beliau menikah dengan istri pertama dan kedua karena cinta, sedangkan istri ketiga beliau nikahi atas dasar cinta beliau pada istri pertama dan kedua. Lalu, di paragraf terakhir beliau memperkenalkan ketiga istrinya.. istri pertama beliau bernama ILMU, yang menjadi cahaya hatinya. Istri kedua bernama DAKWAH, yang menyemangati hari-hari beliau. Istri ketiga beliau adalah ISTRI beliau yang sebenarnya, yang beliau nikahi atas bimbingan ilmu dan dakwah.

awwwwww!! Kalo isinya begini mah saya ga sebeeelll... malah sukaa. sukaaaaaaa bangettt!!! Itu reaksi pertama. Reaksi kedua.. astaghfirullaah.. padahal tadi saya udah berprasangka buruk tentang tulisan ini..

Kejadian yang nyatanya tadi sore berlangsung tidak lebih dari 10 menit-an, membawa minimal 3 hikmah mendasar bagi saya.. :)

1. Jauhilah kebanyakan prasangka

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. ~Quran Surah Al-Hujuraat (49): 12

Saya sebagai manusia rasanya sering sekali berprasangka, terutama prasangka yang buruk. Parahnya, tidak jarang prasangka yang buruk itu saya alamatkan kepada sesuatu yang saya belum memiliki ilmu tentangnya (baca: belum tahu kondisi yang sebenarnya). Jadi prasangka saya hanya berdasar pada kekira-kiraan diri saya sendiri, bahkan mungkin kadang-kadang prasangka itu didorong oleh hawa nafsu saya yang ingin berprasangka buruk. astaghfirullaah.. Begitu saya lihat judul link itu, saya langsung tidak suka. Tidak sukanya saya adalah karena saya pikir itu berisi tentang kisah orang yang bangga berpoligami. Karena saya berasumsi bahwa judul link seperti itu hanya memberikan satu kemungkinan kisah, tidak mungkin ada kemungkinan kisah yang lain. Padahal, kemungkinan yang lebih baik itu selalu ada.

Kalau dianalogikan dengan manusia atau peristiwa yang terjadi di sekitar kita, judul link itu ibarat tampilan luar seseorang atau gambaran lahiriah suatu peristiwa yang dapat langsung dilihat oleh mata kepala kita. Begitu melihat seseorang/ mengalami sesuatu yang kita tidak sukai, langsung kita sebel, ngedumel, ngomel-ngomel, bahkan ngeyel sama Allah.. "ya Allah, kenapa saya dikasi yang kayak begini..?", misalnya. Parahnya, rasa tidak suka kita itu membuat kita jadi bener-bener antipati sama orang/ kejadian tersebut, sehingga kita menolak mentah-mentah ketika ada kesempatan misalnya untuk mengklarifikasi atau memahami keadaan yang terjadi dengan lebih dalam berusaha menemukan makna 'lain' yang sesungguhnya dari tampilan luar yang terlihat. Akibatnya, kita benar-benar terpenjara di dalam prasangka kita sendiri yang artinya kita terpenjara dalam dosa. astaghfirullaah.. Dan ketika akhirnya kita mengetahui bahwa keadaan yang sebenarnya bertolak belakang dengan yang kita sangkakan, maka tinggal penyesalan lah yang akan memenuhi jiwa-jiwa kita.

2. Tabayyun terhadap informasi
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. ~Quran Surah Al-Hujurat (49): 6

Hikmah yang ini mungkin terkesan agak menyimpang, hehe. Tapi sebenarnya engga kok. *maksa. :p* yaa..masih adalah nyambungnya sedikit. hehehh.
Seperti yang di atas sempat saya kemukakan, ketika kita merasa tidak suka dengan sesuatu/ seseorang, kita malah menolak mentah-mentah untuk mengklarifikasi. Atau, kalaupun kita mau mengklarifikasi, bukannya sama orang yang bersangkutan tetapi malah sama orang lain yang belum tentu menguasai keadaan yang sebenarnya. Hal ini hanya akan memperburuk prasangka yang sudah buruk sebelumnya. Padahal perintah Allah adalah untuk memeriksa kebenaran suatu berita dengan teliti. Berita itu bisa saja datang dari orang lain, atau sebagai sesuatu yang kita lihat dan kita tafsirkan sendiri maknanya. Jika dikaitkan dengan peristiwa yang saya alami, ketidaksukaan saya terhadap judul link tersebut membuat saya enggan mencari tau apa sebenarnya isi link tersebut. Saya menolak untuk melakukan klarifikasi langsung dengan membaca link tersebut. Padahal, setelah saya membacanya, terbukti bahwa prasangka saya sebelumnya sangat bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.

Dalam penutup ayat tersebut bahkan Allah mengingatkan bahwa dampak dari keengganan mengklarifikasikan suatu berita yang belum tentu benar adalah: penyesalan atas perbuatan kita. Rada mending kalo menyesalnya pas masih hidup di dunia, kalo pas udah di alam kubur....gimana??? ya Allah...

3. Yakini dan ikuti kebenaran yang haq

Ketidaksukaan saya pada judul link dan keengganan saya untuk membacanya langsung berubah 180 derajat ketika saya melihat comment si mba. Kenapa bisa?? Karena saya meyakini comment si mba sebagai sesuatu yang benar, yang bukan comment sembarang comment. Comment tersebut menuntun saya untuk akhirnya bersedia, bahkan merasa WAJIB membaca link itu.

Comment tersebut saya ibaratkan seperti quran dan sunnah. Dalam setiap peristiwa yang menimpa kita, sebenarnya selalu ada ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullaah Saw yang dapat menuntun kita dalam menemukan makna atau kejadian yang sesungguhnya. Apa-apa yang terdapat di dalam quran dan hadits (harus dilihat haditsnya adalah hadits yang shahih), mengandung kebenaran yang haq, karena semuanya berasal dari wahyu Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Harusnya inilah yang kita percayai dan kita ikuti. Misalnya gini.. Kita lihat si X orangnya jelek, dekil, kurus, item lagi. Pokoknya melihat dia bisa langsung bikin ilfeel dehh. Jangankan mau kenalan apalagi temenan, berada dalam radius 50 meter aja sama dia kita udang ga betah. Pingin cepet-cepet berpaling muka aja kalo lihat dia. Padahal, dalam sebuah riwayat dikisahkan..
Dari Abul Abbas Sahl bin Sa'ad As Sa'idly ra, ia bercerita, "Ada seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi Saw. Beliau bertanya kepada seorang sahabat yang duduk di sampingnya, "Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru lewat itu?" Ia menjawab, "Ia adalah salah seorang bangsawan. Demi Allah, ia sangat pantas diterima jika meminang, dan jika meminta sesuatu kepada orang lain pasti berhasil." Beliau hanya diam saja. Lalu ada lagi seseorang yang lewat. Beliau bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru lewat tadi?" Ia menjawab, "Wahar Rasulullaah, ia adalah orang fakir kaum muslimin. Jika meminang, ia layak ditolak, jika meminta sesuatu untuk orang lain pasti tidak akan berhasil, dan jika berbicara tidak akan didengar." Kemudian beliau bersabda, "Orang ini lebih baik sepenuh bumi dari orang yang pertama tadi." (Muttafaq alaih)
Mengetahui adanya hadits shahih tersebut (yang harus kita yakini kebenarannya), dapat menjadi penuntun bagi kita untuk bersikap yang seHARUSnya kepada orang yang kita anggap jelek, dekil, kurus, item itu sesuai tuntunan Allah dan Rasulullaah Saw. Paling tidak, di awal kita sudah dapat menghilangkan prasangka buruk kita sebelum akhirnya kita melangkah untuk berkenalan dan (mungkin) berteman dengannya...

Semoga Allah selalu menambahkankan hidayah-Nya kepada kita semua untuk dapat memetik hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Allahumma aamiin..

Alhamdulillaah... :)
Wallahua'lam

Friday, January 13, 2012

Ketika Paus Biru Bertasbih

41. Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. ~Quran Surah An-Nuur (24): 41

Saya mulai jatuh cinta pada ciptaan Allah yang satu ini sejak 2 tahun-an yang lalu. Balaenoptera musculus, atau bahasa ga belibetnya, paus biru. Blue whale, kata orang 'sono'.. Apa sebab saya suka banget sama beliau ini? Karena mengenal pribadi dan sifat-sifat beliau membuat saya mudah sekali mengingat Allah, bertasbih mengagungkan Allah.. Hanya Allah Yang Maha Besar lah yang mampu menciptakan makhluk luar biasa ini.

(biar ga ribet, selanjutnya saya pake terminologi 'paus biru' aja yaa. biar sodara-sodara ga capek bacanya. saya juga ga capek nulisnya..hehee.)

Paus biru ini adalah hewan terbesar yang masih hidup di bumi. Kalo di jaman dahulu kala ada makhluk yang namanya dinosaurus (wallahua'lam benar ada atau tidaknya), sekarang udah ga ada om dino lagi. Paling banter ada komodo (oh!saya juga suka banget komodo. kapan2 ya tulisannya.. :)) yang...katanya sih 'titisan' dinosaurus campur naga yang masih hidup sampe sekarang. Entah bener atau engga nya, yang pasti sekarang saya lagi mau ngomongin paus, bukan om dino/om komodo/om naga, apalagi tante-nya (doh!).. Jadi.. back to the topic.

Tak kenal maka ta'aruf (ahey!)
Dalam kerajaan mamalia, paus biru termasuk dalam subordo paus baleen/balen/balin. Ini berasal dari adanya komponen berbahan menyerupai kuku yang tertanam di rahang mereka. Komponen ini disebut balen. Balen ini berfungsi sebagai penyaring air laut ketika mereka makan. Saat makan (paus biru bisa makan krill -udang kecil- sampai 4ooo kg sehari. glek.), mereka buka mulut lebar-lebar untuk memasukkan sebanyak mungkin air laut yang mengandung krill. Tapi, nah ini salah satu pelajaran dari Allah kepada manusia juga agar hanya mengambil sesuai yang dibutuhkan, si paus biru ini tidak lantas menelan habis semua yang masuk ke mulut mereka. Mereka lalu mendorong air keluar dengan menggunakan lidahnya yang luar biasa besar sambil mengkontraksikan tenggorokannya, sehingga krill-krill tadi tersangkut di balen. Itulah yang akhirnya mereka makan.
Beratnya lidah 1 ekor paus biru sama dengan berat 1 ekor gajah. Besarnya mulut 1 ekor paus biru bisa muat menampung 100 manusia. Allah Maha Besar...
Paus biru dinamakan 'biru' karena warnanya tubuhnya yang terlihat biru ketika berada di dalam air. Tetapi, ketika di luar air warnanya jadi agak keabuan. Mereka senang melakukan lompatan-lompatan di atas air secara periodik. Para ilmuwan kepausan masih belum yakin apakah itu termasuk salah satu cara mereka menarik perhatian lawan jenis, atau semata-mata untuk kesenangan. Subhanallah..

They are truly GIANTS!!
Ukuran-ukuran yang Allah tentukan dalam penciptaan hewan ini sangat menakjubkan. Paus biru terpanjang yang pernah ditemukan adalah betina yang mencapai 29 meter, ada juga yang menyebutkan 33 meter. Kira-kira sepanjang lapangan basket, lah. Ouch. Beratnya bisa mencapai 174 ton, kira-kira seberat 2667 manusia yang masing2nya berbobot 70kg, atau seberat 40 ekor gajah. Membayangkannya membuat saya hati saya takjub dan nyali saya ciut..
Besarnya jantung paus biru kira-kira seukuran mobil Mini Cooper, (tau ga? bagi yang belum tau, saya kasih bonus tuh gambarnya di bawah.) dan seorang manusia dewasa bisa merangkak di dalam aorta (pembuluh darah terbesar) nya. Whaa..at?! Lubang udara di atas kepala yang digunakan untuk menyemburkan air saat mereka mengeluarkan nafas, cukup lebar untuk dimasuki seorang anak kecil.
<-- mobil mini cooper
Lebar ekornya paus biru dewasa = lebar gawang sepak bola. Oh my! Bayinya paus biru lahir dengan berat rata-rata 3.000 kg, 1.000x-nya rata-rata BBL bayi manusia. Bayi ini minum ASI eksklusif, dan bisa tumbuh 91 kg per hari atau, 4 kg per jam.. selama setahun pertama hidupnya. Allah Maha Besar.. Allah Maha Besar..

Tak Ada yang Sia-Sia Pada Ciptaan-Nya
Di sekujur tubuh paus biru, terdapat corakan-corakan acak yang khas. Corakan ini diyakini oleh para ilmuwan paus merupakan salah satu identifikasi biologis paus biru, seperti sidik jari pada manusia. Para ilmuwan juga telah menemukan metode identifikasi umur paus, yaitu dengan menghitung lapisan kotoran telinga di dalam telinga paus yang sudah mati. Jadi, ada sejumlah lapisan yang terbentuk dalam kotoran telinga paus biru setiap tahunnya. Amazing, huh?

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. ~Quran Surah Ali Imran (3): 191

Paus biru telah menyandang predikat sebagai hewan paling berisik di dunia. Suara mereka bisa mencapai 188 desibel, mengalahkan mesin jet yang menembus 140 desibel. Padahal, bunyi 120 desibel sudah menyakitkan bagi telinga manusia yang percakapannya normalnya berkisar antara 50-60 desibel. Suara yang seperti 'nyanyian' itu mereka gunakan untuk menemukan lokasi krill, makanan mereka, dan untuk alat komunikasi serta mencari pasangan.

Allah Yang Maha Pengasih menciptakan paus untuk menjadi penghuni laut. Pernahkah kita bayangkan, seandainya hewan terbesar di dunia ini Allah takdirkan untuk hidup di daratan? Masya Allah.. Terbayang nantinya klasifikasi gempa bumi jadi bertambah, yang tadinya cuma vulkanik sama tektonik, sekarang plus gempa bumi et causa paus melahirkan. Oh, no! Mengenal hewan ini, membayangkan ukuran-ukurannya yang menakjubkan, menyadarkan saya bahwa lautan yang menjadi tempat tinggal mereka selama beribu-ribu tahun tentu saja jauh lebih besar, jauh lebih luas. Kenyataan ini menggetarkan hati saya ketika mengingat firman-Nya yang mengambil perumpamaan lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimatNya. Sungguh, sangat luaslah ilmu Allah. Lautan saja, rumah bagi puluhan ribu paus biru dan milyaran hewan laut lainnya, akan habis sebelum selesai tertulis semua kalimat-Nya.. bahkan jika ditambah sebanyak itu pula..

109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". ~Quran Surah Al-Kahfi (18): 109

Last but not least, sebagaimana dalam Surah An-Nuur ayat 41 yang saya kutipkan di awal tulisan ini, mungkin saja ini adalah salah satu cara bertasbihnya paus biru kepada Allah. Mereka menjadi pengingat bagi manusia-manusia yang masih lalai seperti saya, terhadap ayat-ayat Allah.. Subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallaah.. Allahu akbar..

Wallahua'lam

Sumber:
Al-qur'anul kariim

Pucuk Dicinta Ulam Tiba (Aww!)

Dengan nama Allah..

Sejak pertengahan sampai menjelang akhir 2011 saya sempat beberapa kali terkenang masa-masa SD. Terbayang aktivitas belajar-mengajar di sekolah waktu itu lengkap dengan wajah bapak ibu guru. Saya kangen.. Ingin rasanya bertemu mereka lagi. Sudah 11 tahun berlalu, apa beliau-beliau masih ngajar disana yaa..? Tapi dengan aktivitas per-coass-an dan akhirnya UKDI (Ujian Kompetensi Dokter Indonesia), kerinduan itu jadi agak "terobati'.

Mendekati akhir tahun 2011, saya dihubungi beberapa teman SMP untuk reunian. Saya excited banget, sudah lama soalnya tidak ketemu sejawat SMP (emang dokter aja yang boleh sejawat-an, anak SMP juga boleh dong ;p). Setelah menyesuaikan jadwal dengan teman-teman, akhirnya kami putuskan ketemu di kantin sekolah hari Sabtu, 17 Desember 2011 sore. Sengaja kami pilih kumpul di sekolah, niatnya mau sekalian silaturrahim sama guru-guru SMP. Sekolah saya SD sama SMP tuh sebenernya satu sekolah, tapi beda gedung. Batesnya masjid. SD saya di sebelah utara masjid, SMPnya di sebelah selatan masjid. Gedungnya beda, kantinnya beda, parkirannya pun beda. Masjidnya aja yang sama. Dulu sih begitu.

Ketika masih SMP dulu, kalo janjian, alhamdulillaah.. (sekarang aja saya bisa mensyukurinya, hehe.kalo dulu sih masih sering ngedumel dalam hati) saya yang paling tepat waktu dateng dibanding teman-teman yang lain. Dulu saya inget sampai pernah nunggu teman-teman 1 jam lebih di bawah pohon di halaman masjid sekolah. Tragisnya, waktu SMP saya belum punya HP. Jadi, nungguin yaa bener-bener nunggu... krikk..krikk.. sendirian gtu. Hubungin temen-temen ga bisa, mau pulang dulu juga ga efektif karena jarak sekolah-rumah saya naik angkot sekitar 40 menit. Jadi, yaa tsiqoh aja, yakin kalo temen-temen pasti akan datang, tidak mungkin mengkhianati janjinya pada saya (apa seh?). Alhamdulillaah, ketepatan waktu saya di sore itu berbuah manis. Saya sampai di lokasi beberapa menit terlambat dan belum terlihat ada tanda-tanda teman SMP saya yang lain. Alhamdulillaah, kali ini saya sudah punya HP jadi bisa hubungi teman-teman, kasi info kalo saya udah berada di lokasi. Saya lalu ambil posisi duduk di sudut paling luar kantin, berhadapan langsung dengan lapangan upacara dan jalanan penghubung masjid-gedung sekolah. Dalam hati, saya membanding-bandingkan tampilan sekolah saya dulu dan sekarang, "Agak beda ya SMP nya sekarang, bangunannya lebih banyak..."

..............!!!!!!!!

Tiba-tiba, saya terpaku melihat sosok di depan saya. Walau melihatnya dari samping, tapi cukup jelas untuk bisa menggali memori yang telah 11 tahun tersimpan. Searching.... 1 detik.... 2 detik.... 1 file found!Alhamdulillaah... "Pak Dayat??" suara saya jadi lebih melengking karena kaget campur seneng. Sosok di hadapan saya menoleh. Ekspresi beliau agak kaget juga, sepertinya lebih karena suara saya yang jadi bernada aneh itu. hehe. Pak Dayat, guru seni drama saya pas SD. ya Allah.. saya mau mendekat menghampiri beliau, tp beliau keburu berjalan menghampiri saya. Saya urung beranjak, dengan ekspresi sumringah masih menempel di wajah saya. Beliau pun duduk mengambil tempat di samping kanan saya.

Saya : "Kok Bapak disini? Lagi ada perlu, Pak?"

Pak Dayat : "Enggak.. sekarang kan SDnya pindah kesini."

Saya : "Oh." (rada kaget) "Emang kenapa yang disana Pak?" (sambil nunjuk ke utara masjid, lokasi SD yang dulu)

Pak Dayat : "Disana dijadiin perguruan tinggi sekarang."

Saya :"Oh gtu." (kaget beneran).....

lalu berlanjutlah dialog kami seputar aktivitas saya sekarang, aktivitas beliau sekarang (beliau masih setia mengajar seni drama). Di tengah-tengah suasana hati yang masih sumringah, saya kembali terkejut. Searching...... 1 file found! Alhamdulillaah... "Itu Pak Zein??" antara kaget, heran, dan senang, pertanyaan itu saya ajukan ke Pak Dayat sambil menunjuk sesosok bapak yang berdiri sekitar 5 meter dari tempat kami duduk. "Iya....... Pak Zein! Sini, ini ada murid kita!" ya Allah...ya Allah... ya Allah... alhamdulillaah... Pak Zein Akbar, guru hadits saya di kelas 4-5 SD. Sambil melihat sosok beliau yang berjalan menghampiri kami, terbayang di pelupuk mata ketika saya dengan 40an teman sekelas sibuk komat kamit cepet-cepet hapalin hadits di dalam kelas agar bisa langsung setoran hari itu juga dan selamat dari cubitannya Pak Zein. ya Allah.. alhamdulillaah.. Engkau masih berikan umur pada beliau untuk mendidik anak-anak muslim menghafal hadits Rasul-Mu.. berkahilah hidup beliau ya Allah.. berkahilah... Pak Zein lalu duduk di samping kanan Pak Dayat. Baru sejenak obrolan berlanjut, lalu.. "Pak Drajat! Sini!" Pak Zein memanggil seorang bapak lagi untuk bergabung. Pucuk dicinta ulam tiba, batin saya.

Pak Zein : "Inget Pak Drajat?"

Saya : "Mmm.. inget wajahnya, Pak. Tapi belum sempet diajar.."

Pak Zein : "Kamu lulus tahun berapa memang?"

Saya : "2000."

Pak Drajat : "Ohh,iyaaa... Tahun 2000 saya baru masuk..."

Tidak lama Pak Dayat permisi karena ada keperluan, dan obrolan saya dengan Pak Zein dan Pak Drajat berlanjut. Pak Zein ternyata lulusan UII Jogjakarta, tahun1985-1990. Setelah itu beliau melanjutkan studi di Bandung sebelum akhirnya mengajar mata pelajaran hadits di SD Islamic Village Karawaci Tangerang sampai sekarang. Saya juga jadi tahu ternyata putri beliau bersekolah di salah satu pesantren di Banyumas, tepatnya pesantren di sebelah RSUD Banyumas. Saya tidak ingat namanya apa, tapi beberapa kali selama coass saya ditugaskan di RSUD Banyumas. Pak Drajat asli Bandung, sampai kuliah tinggal di Bandung. Baru ketika mau mengajar di Islamic, beliau hijrah dari Bandung.. Sambil mendengar kisah beliau berdua, hati saya tergelitik. ya Allah... bapak-bapak ini, benar-benar tidak berubah ya. Nge-plek sama ama gambaran beliau-beliau di memori otak saya 11 tahun yang lalu. Gesturenya, gaya bicaranya, style pakaiannya, ukuran badannya (ga makin kurus atau makin gemuk), bahkan potongan rambutnya.. per..sisss. kalaupun ada perbedaan, tipissss banget. ga signifikan. ya Allah... :'))

Pertemuan singkat kami terhenti saat terdengar panggilan Allah dari masjid untuk sholat ashar. Pak Zein mengajak saya sholat berjama'ah.

"Silakan, Pak duluan. Saya lagi engga.."

"Oke. Bapak duluan ya."

Dan bapak-bapak guru saya pun beranjak meninggalkan kantin. Kedua mata saya basah seiring beranjaknya dua sosok bapak guruku itu. Sungguh, sebuah nikmat tak terlukiskan yang saya rasakan di sore yang berawan itu. Alhamdulillaah.. alhamdulillaahh.. ya Allah.. Allah maha tahu apa yang ada di dalam hati, pun mengetahui rasa rindu di dalam hatiku terhadap mereka yang tidak mampu aku penuhi. ya Allah.. bila pertemuan di dunia ini saja sudah begitu indahnya aku rasakan, apalagi jika Allah perkenankan pertemuan yang abadi di surga-Nya kelak..? ya Allah.. akankah..? ya Allah... Allah telah mengatur pertemuan kami sore itu. Persis, karena tidak lama berselang dari beranjaknya bapak-bapak guruku, teman-teman SMP saya datang satu per satu. Niat kami untuk bersilaturrahim dengan guru-guru SMP pun urung terwujud karena mereka sudah pulang sejak siang hari. Manusia bisa berencana. Namun, Allah-lah hakim tunggal setiap peristiwa, pertemuan, dan perpisahan..

Segala puji bagi Allah.. :)


Wednesday, January 11, 2012

The Kite Runner

Edisi terjemahan, terbit 2010

Pengarang : Khaled Hosseini

Tebal : 496 halaman

Penerbit : Qanita

Terlambat mungkin ketika di hareee geneee (hehe) saya baru menuliskan tentang buku ini. Gapapa deh, memang saya telat bacanya..
hehe. Tapi, keterlambatan ini sama sekali tidak mengurangi semangat saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh lebih banyak manusia, agar bisa menginspirasi lebih banyak lagi manusia di bumi Allah.. :))

Buku ini saya nobatkan sebagai novel paling SPEKTAKULER yang pernah saya baca. Ya, SPEKTAKULER. Itu padanan kata dalam bahasa Indonesia yang saya rasa paling mendekati untuk merepresentasikan keindahan karya sastra ini. Sejak diterbitkan pertama kali tahun 2003, novel ini telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dan terjual lebih dari 8 juta kopi di seluruh dunia. Mengisahkan tentang persahabatan antar dua anak manusia, yaitu Amir -anak seorang pengusaha kaya di Afghanistan- dan Hassan -anak semata wayang pelayan di rumah Amir-, novel ini sukses bertengger di daftar New York Times bestseller selama lebih dari 2 tahun. Pencapaian yang (lagi-lagi) SPEKTAKULER bagi seorang penulis untuk novel perdananya. Novel ini telah difilmkan pada tahun 2007 oleh Paramount Pictures, dengan judul yang sama.

Amir, terlahir dari etnis Pashtun. Etnis yang berstrata sosial tinggi di Afghanistan kala itu. Sebagai seorang Pashtun, Amir memiliki keberuntungan yang tidak dimiliki oleh anak-anak etnis Hazara, yang dipandang rendah oleh masyarakat Afghan kala itu.

Bagi Amir, ayah adalah segala-galanya. Kecintaan dan penghormatannya terhadap sang ayah berada di atas segalanya. Bahkan, kata pertama yang dapat ia ucapkan semasa balitanya adalah:Baba*). Sejak itu, Amir tahu hanya ada satu hal yang harus ia perjuangkan selama hidupnya: menjadi anak kebanggaan Baba. Karenanya, Amir rela mengorbankan apapun.. apapun, demi meraih apa yang diperjuangkannya itu..

Hassan, tubuhnya mungil. Matanya hijau, dengan hidung kecil mungil. Bibir Hassan sumbing. Hassan senang mendengar cerita.. mahir bermain ketapel. Hassan seorang Hazara, dan ia mencintai Amir. Cinta yang berbuah kesetiaan. Seperti setianya seorang budak kepada tuannya yang telah membelinya dari majikan jahat dengan harga tinggi. Amir adalah segala-galanya bagi Hassan. Amir adalah satu-satunya temannya, sahabatnya, saudaranya.. dalam keimanan.. Karenanya, apapun akan Hassan berikan untuk kebanggaan sahabat masa kecilnya itu. Itulah keinginan terbesar Hassan dalam hidupnya: memberi apa saja yang terbaik untuk Amir.Untukmu, Amir! Yang keseribu kalinya!

Dan tibalah hari itu. Hari bagi Amir dan Hassan untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka pertama kalinya.. hari yang bersejarah. Hari festival layang-layang. Hassan telah bermimpi, hari itu akan menjadi hari mereka. Amir akan menang, dan Hassan akan berlari.. berlari mengejar layang-layang terakhir yang jatuh untuk Amir... agar dapat dipersembahkan Amir untuk Baba. Amir akan menjadi anak kebanggaan Baba. Hassan tau ia pasti berhasil mengejar layang-layang itu untuk Amir, ia selalu berhasil...

Tetapi, meraih impian selalu berarti memberi pengorbanan.. pengorbanan yang, mungkin, teramat besar..

Aku memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengambil keputusan, untuk menentukan apa jadinya diriku. Aku bisa melangkah memasuki gang itu, membela Hassan dan menerima apa pun yang mungkin menimpaku..
Atau, aku bisa melarikan diri. Akhirnya, aku melarikan diri.
Amir telah mengkhianati Hassan, satu-satunya sahabatnya. Saudaranya. Rasa bersalah kini menghantuinya. Menyingkirkan Hassan dari kehidupannya adalah pilihan tersulit yang harus diambilnya.

Namun setelah Hassan pergi, tak ada lagi yang tersisa dari masa kecilnya. Seperi layang-layang putus, sebagian dari dirinya terbang bersama angin. Tetapi, masa lalu yang telah terkubur dalam-dalam pun senantiasa menyeruak kembali. Hadir membawa luka-luka lama. Dan seperti rapuhnya layang-layang, tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangannya yang mewujud kembali.

Membaca novel ini merupakan sebuah pengalaman tak terlupakan bagi saya. Hosseini menarasikan tokoh, tempat, dan peristiwa dengan sangat jelas dan cerdas. Membuat saya merasa seperti melihat sendiri setiap kata yang tertulis. Tidak ada yang abu-abu. Semua jelas. Sejelas hitam di atas putih. Bahkan emosi yang terbangun dalam diri setiap tokoh pun dapat saya rasakan dengan jelas. Berkali-kali saya harus 'terpaksa' berhenti membaca sementara demi meredakan gejolak emosi yang rasanya seperti tidak tertahankan lagi. Penantian, penyesalan, dan harapan Amir dalam novel ini, dapat saya rasakan menjadi bagian dari penantian dan harapan saya juga selama 45 jam.. :'))

Novel ini mengingatkan saya tentang harapan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, demi memperoleh kebahagiaan sejati. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, dan manusia terbaik bukanlah ia yang tidak pernah salah, namun ia yang mau memperbaiki diri atas kesalahan-kesalahannya. Meskipun membutuhkan satu juta langkah untuk memperbaiki diri atas kesalahan, cukup satu langkah yang kita jejakan dengan penuh keikhlasan di jalan-Nya.. maka Allah akan membuka jalan kemudahan bagi 999.999 langkah selanjutnya. Dan kita tidak pernah benar-benar memperoleh apa yang kita harapkan, sampai setelah hidup kita berakhir. Namun, semoga.. semoga di akhir cerita hidup kita nanti, di saat kematian sudah sangat dekat, semoga saat itu menjadi saat dimana Allah memperlihatkan dengan sangat jelas apa yang telah kita harap-harapkan itu...

Ya Allah, sempurnakanlah nikmat-Mu kepada kami di dunia ini, dengan mengampuni dosa-dosa kami dan memasukkan kami ke surga-Mu di akhirat kelak.. Allahummaa aamiin..

*) Panggilan untuk ayah

Tuesday, January 10, 2012

Jaket Kebesaran dan HP Kepanasan



62. Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ~Quran Surah Al-Ankabuut (29)

Kejadian sarat hikmah ini saya alami sekitar bulan Mei 2011 yang lalu, di daerah Prambanan. Siang itu, salah satu teman saya sedang pengeeeeeeeeennnnn banget makan bakso enak. Kami ber-4, boncengan naik 2 motor. Saya dan teman saya yang pengen bakso itu dibonceng, jadi sisanya yang 2 yang ngebonceng (ya eyalah!). Kami ber-4 ga ada yang lahir atau besar atau tinggal atau berencana di masa depan untuk tinggal di Prambanan, kalopun ke Prambanan sesekali buat tamasya aja (sssaahhhhh.. tamasya. kayak pernah denger) ke.. candi Prambanan. Bukan ke warung bakso. Jadi.. kami ga tahu menahu tempat makan bakso yang enak di daerah Prambanan. Tapi, atas alasan kemanusiaan dan kesetiakawanan, kami bersedia memenuhi hasrat teman kami untuk makan bakso enak. Kami pun berkendara santai sambil tingak-tinguk kanan-kiri kalo-kalo ada warung bakso rame... (ramainya sebuah warung makan biasanya menjadi metode screening tercepat dan cukup akurat untuk menyimpulkan maknyussnya cita rasa masakan yang disajikan.. bukan begituu..? begitu bukann..? :p)

Cuaca cukup panas siang itu sebenarnya, tetapi tidak mengurungkan kebiasaan saya mengenakan jaket kesayangan saya yang sebenarnya agak kebesaran.. cerita sedikit tentang jaket kesayangan saya ini...(yah, ga dikit2 banget sih)
Saya udah kepincut sama jaket ini begitu pertama kali saya melihatnya. Love at the first sight, org 'sono' bilang. Saya suka aja. ga ada alasan yg jelas. Yah, begitulah memang cinta.. seringkali meninggalkan ketidakjelasan, bahkan bagi si pencinta itu sendiri..(eaa..) Trus ya udah deh, karena saya udah demen banget, saya ambil dan bawa ke kamar pas.. saya pake..
'mm.kegedean yaa..tapi....bagus.' (plus senyum2)
mikir bentar.. 'beli ga yaa..?rada mahal..kegedean..tapi..... bagus.' (masih plus senyum)
mikir lagi..tiba2 ngeh.. 'eh iya!kan ada ukuran yg lain!ehehee.. tinggal cari ukuran yg kecilan dikit..' (senyum makin mengembang)
sambil berjalan ke arah gantungan jaket2 tadi.. gantung jaket yg tadi dicoba, cari di belakangnya, belakangnya lagi, belakangnya lagi, lagi, lagi, lagii...
'yaaahhh...kok...??' ternyata eh ternyata jaket yg dicoba tadi itu ukuran terkecil yg masih available.. :(
(mulai bingung..gamang..) 'beli.engga.beli.engga.engga.beli.engga.beli..beli!' ya udah deh.. singkat cerita saya beli juga walau kebesaran.. :))
dan rupanya... setelah sekitar 1 tahun setelah saya bawa pulang dari gantungan di toko itu, jaket kesayangan saya ini ikut memberi warna dalam cerita hikmah ini..

Kembali ke scene awal.. setelah beberapa waktu berkendara santai sambil tingak-tinguk, alhamdulillaah.. tertujulah mata kami pada sebuah warung bakso yang cukup besar dan rame, tapi adanya di seberang jalan, yang artinya..kudu balik arah, dan balik arahnya rada jauh gitu.. tapi untuk teman kami tersayang, okelah..balik arahhh... pas udah on track, kami kembali berkendara santai sambil tinguk kiri jalan, takut kelewatan warung baksonya.. eeeeeehhhh.. ternyata bener. Bener2 kelewatan maksudnya.. tapi ga jauh sih, 10-15 meteran paling. Dengan alasan efisiensi, akhirnya saya dan temen saya yang dibonceng, sekalian turun aja disitu dan kami jalan kaki ke warung baksonya.. 2 orang yang bawa motor cari tempat parkiran yg enak..

Oke. Masuklah kami ke warung bakso. Jaket kesayangan saya, saya lepas. Saya rogoh kantong kanannya. Mau ambil hape..
'eh.mm..' salah, kantong kiri ding
'eh??mm..' (rada bingung, loading..)
akhirnya 2 kantong jaket kanan-kiri saya remet-remet.. 'loh?kok ga ada..?tadi ku masukin kantong deh pas mau naik motor..'
(mikir..oh.mungkin di tas ya..) buka tas, rogoh-rogoh..ga ada.. rogoh-rogoh lagi..ga ada..
akhirnya bilang ke temen2.. (dalem hati mulai sediihh, tapi tengsin kalo ketauan sedih) "Hapeku kok ga ada yaa..?" lalu terjadi dialog berikut...
Temen 1: Kamu taroh mana neng?
Saya: Di kantong jaket tadi pas mau naik motor. Sekarang ga ada..
Temen 1: Coba cek di tas neng. Mungkin kamu lupa..
Saya: Udah kucek 2 kali, ga ada..

Tiba-tiba...
Temen 2: Jatoh kah naul..?
=====JEGERRR!!!!!=====
akhirnya ada yang menyatakan dengan gamblang binti blak-blakan adanya kemungkinan itu.. yang dari awal tadi sebenernya sudah saya pikirkan, tapi tidak berani saya utarakan karena takut...takut kalo bener.
(mulai sedih dalm hati... ya Allah, Engkau Maha Tahu manfaat hp itu untukku.. Engkau Maha Tahu hp itu tidak pernah aku gunakan dalam kemaksiyatan kepadaMu.. ya Allah..kasihan bapak-ibu kalo harus beliin hp baru, sedangkan aku belum punya uang beli hp sendiri..)
Saya (akhirnya..dalem hati sedihhh): Kalo jatoh, jatoh dimana yaa..?
akhirnya saya beranikan juga tanya itu.
Temen 1: Jangan-jangan di tempat tadi kamu turun dari motor neng..
Saya (dalem hati udah sediiiihhhhh bangetttttt): Apa iya ya..? Tapi rasanya ga deh. Aku ga ngerasa tadi ada yang jatuh..
Temen 2: Jaketmu kan kebesaran.. mungkin aja ga terasa..
(sempet mikir sebentar..) akhirnya saya pun langsung jalan ke tempat saya turun dari motor tadi.. dengan perasaan udah ga karuan.. 'gimana cara kasih tau bapak-ibu kalo hapenya ilang..gimana bisa hubungin bapak ibu kalo hapenya ilang..'

Dan.. yah, bisa ditebak sepertinya.. walaupun asli, pas di kondisi nyata, saya ga nyangka banget endingnya bisa seperti ini ...cerita ini berakhir bahagia saudara.. HP saya tergeletak di pinggir jalan besar di daerah Prambanan. Saya pungut, ouchh panassss... (mungkin efek sempet kejemur 10-15 menitan) di tengah panasnya mentari Prambanan siang itu.. saya pencet-pencet tuts nya.. masih oke... ya Allah...Alhamdulillaah.. hape saya baik2 saja, hanya sedikit kepanasan..

'Segala puji bagi Allah.. Sesungguhnya Engkau yang melapangkan rizki bagi siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkau pula yang menyempitkannya..'

Hmmmmhhhhhh.... :)))

Hikmahnya sangat tersurat dalam ayat yang saya kutipkan di awal tulisan ini. Itulah kuasa Allah. Dalam sekejap. Sekejap saja, Allah kuasa mengambil semua yang Ia miliki setiap saat, dan Allah kuasa pula memberi apapun kepada hambaNya setiap saat.. sedangkan kita, manusia.. Tidak ada yang kita miliki, tidak ada yang kita kuasai. Semua adalah milikNya..

Hikmah yang kedua.. bila kita merasa sempit, berdoalah kepada Allah.. dan diperbolehkan berdoa dengan washilah, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadits, dimana ada 3 orang pemuda yang berdoa untuk menggeser batu yang menutupi gua tempat mereka berteduh dengan 3 macam washilah berupa amal sholeh (birrul waalidayn), menjaga amanah (uang yang dititipkan padanya), dan meninggalkan kemaksiyatan karena takut pada azab Allah.. InsyAllah, dengan doa itu, Allah lapangkan kesempitan kita dari arah yang tidak kita sangka-sangka..

ya Allah.... tambahkanlah selalu kecintaanku pada-Mu dan pada apa-apa yang mendatangkan cintaMu padaku.. :)))