Sunday, November 11, 2012

Men Sana In Women Sini


Bismillaah...

Men Sana In Women Sini. Artinya: Behind a great man, there’s a great woman. Di balik pria yang kuat pasti terdapat wanita yang hebat!

-Intro-

Sabtu pagi yang cerah. Membuat hati saya ikutan cerah pagi itu. Saya baru selesai jaga malam. Sesampai di kos-kosan langsung saya buka laptop tersayang yang selalu menjadi sahabat setia penampung ide dan sedikit karya. Niatnya, ingin menyelesaikan tulisan sekaligus tugas yang kudu dikumpul sore harinya. Halaman desktop bahkan belum terbuka sempurna saat Blackberr* saya bunyi. Ada BBM masuk : “Ikut kajian ust.Felix Siauw yuk. sekarang, di mesjid Deresan.”  BBM dari sahabat saya. Agak-agak kaget sebenarnya. Pasalnya, saya jaraaaanggggggg bangettt dapat ajakan kajian dari sahabat saya yang menyenangkan ini. Hehe. Alhasil... saya senang banget dan langsung gak mau menyia-nyiakan momen bisa kajian bareng dia. Tanpa pikir panjang saya langsung bales, “Oke. ku kesana sekarang.” Tugas yang baru 35% saya kerjakan itu pun terpaksa harus menunggu giliran lagi untuk saya selesaikan. Kebiasaan lama memang sulit hilang, yakni menumpuk tugas hingga detik-detik deadline. ‘Keburu lah nanti dikerjain habis kajian. Lagian jarang-jarang nih bisa ngaji bareng si dia (baca: teman saya yang BBM tadi)’, begitu pikir saya dalam hati. Halaman desktop baru saja tampil sempurna.. Start – Shut Down.

FYI. Saya pernah mendengar nama Ust. Felix Siauw sebelumnya. Lihat info-info kajiannya, quotenya kayaknya pernah lihat 1 atau 2 kali. Saya tidak terlalu ingat. Tapi, belum pernah saya mencari detail informasi tentang figur beliau. Sama sekali. Saya cuma menduga-duga, kalo dari namanya sih Chinese. Tapi kok ada embel-embel ustadz-nya ya. Mualaf apa yaa.. Dan ternyata memang benar. Tapi tenang, tulisan ini bukan akan membahas tentang beliau kok. Hehe. Cuma sekilas info aja bahwa hari itu pertama kalinya saya tau orangnya, denger ceramahnya, dan ternyata ilmu yang saya dapat jauh melebihi yang saya harapkan. Oke. Saya memang kadang suka gak pikir panjang dalam bertindak. Termasuk hari itu, saya sudah keburu antusias tidak mau kehilangan momen berada di satu tempat kajian dengan sahabat saya ini. Alhasil saya bahkan gak terpikir untuk bertanya dulu sama temen saya kajiannya tentang apa. Jadi di perjalanan dari kos ke Deresan, saya (lagi-lagi) cuma menduga.. Palingan tentang proses beliau berIslam, perbedaan aqidah Islam-Nasrani, gitu-gitu. Saya sebenarnya tidak tertarik dengan pembahasan Islam vs agama lain, karena agama lain itu bagi saya banyak gak masuk akalnya. Konsep ketuhanannya, aturan-aturan yang melanggar kodrat manusiawi, tentang penebusan dosa, kisah-kisah historis agamanya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dll. Ternyata untuk kali ini, dugaan saya cuma separo benar.

Sampai di masjid, saya sempat agak heran. Ini kok jama’ahnya perempuan semua... Ini kajian khusus akhwat toh?! Saya pun masuk dan mengambil tempat di teras masjid (karena di dalam masjid sudah ‘full teng’ – nyontek istilah pom bensin). Rupanya kajian ini berjudul “Karunia Terbaik Untuk Muslimah”, dan memang diadakan khusus untuk jama’ah muslimah meskipun masih ada –sedikit  sekali– para  bapak yang hadir disana. Mungkin menemani istrinya. Ahem, duh jadi galau. Kajian itu jauh dari kesan tidak menarik seperti yang saya duga sebelumnya. Memang ada beberapa kali membahas tentang kekurangan ajaran agama lain –agama yang dianut oleh pak ustadz felix sebelum islam– tapi...................jauhhhhhhhhh dari tidak menarik alias.. menarik bangeeeeeettttttt. hohoho. ehem. Intronya kepanjangan.. habis ini baru masuk isinya.

Saya gak bisa merangkum penuh isi kajian beliau et causa: 1. Saya dateng telat ±45 menit, 2. Saya tidak jadi mencatat karena sangat sangat menikmati isi dan pemaparan beliau. Bagus. Bagus banget. Saya ingin bilang yang lebih bagus dari bagus banget, tapi takutnya malah jadi pujian berlebihan. Dari sekian banyak nasihat indah yang kami –para muslimah– dapat di hari itu, yang paling berkesan bagi saya adalah tentang rahasia dari beliau untuk para muslimah. Salah satu rahasia itu adalah: Men Sana In Women Sini. Artinya: Behind a great man, there’s a great woman. Di balik pria yang kuat pasti terdapat wanita yang hebat! Kok bisa begitu artinya? Yaa itulah kenapa disebut rahasia, karena hanya beliau dan Allah yang tau kenapa bisa artinya kayak begitu. ustaaaadz -,-‘

Kita semua pasti insyaAllah ingat kisah para rasul ulul azmi. Ulul azmi adalah gelar yang Allah berikan kepada 5 Rasul pilihan-Nya yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi ujian dari Allah Ta’ala. Gelar ini secara langsung Allah sebutkan dalam Quran Surah Al-Ahqaf (46): 35, merupakan penghargaan tertinggi bagi hamba-hamba Allah. Para Rasul ulul azmi adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam berturut-turut sesuai masa diutusnya. Terdapat satu benang merah dalam kisah rasul ulul azmi. Benang merah yang pasti kita semua tahu, hanya mungkin baru sedikit dari kita yang menyadarinya. Ini masih berhubungan dengan men sana in women sini. Benang merah itu adalah: wanita.

Kita mulai dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Telah sangat tersohor cerita dua wanita mulia istri beliau, Hajar dan Sarah. Hajar adalah wanita penyabar yang selalu berbaik sangka pada Allah. Ia dinikahi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam atas perkenan Sarah, istri pertama beliau karena mereka (Nabi Ibrahim dan Sarah) tidak kunjung memiliki keturunan. Dari pernikahannya dengan Hajar, Ibrahim dikaruniai seorang putra bernama Isma’il yang kelak diangkat Allah pula menjadi Rasul. Beberapa lama setelah kelahiran Isma’il, Jibril mendatangi Nabi Ibrahim dan Sarah yang telah berusia tua mengabarkan bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai seorang putra yang kelak juga diangkat Allah menjadi Rasul, bernama Ishaq. Kisah kedua waniita mulia ini sama sekali tidak dapat dilepaskan dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Bahkan, kesabaran dan kekuatan Hajar saat berlari-lari kecil sebanyak 7 kali sepanjang bukit Shafa-Marwah untuk mencari rezeki (makanan dan minuman) yang halal bagi Isma’il kecil di tengah padang pasir tandus diabadikan oleh Allah Ta’ala menjadi salah satu rukun ibadah haji yang setiap tahunnya senantiasa diulang-ulang oleh umat muslim hingga hari kiamat.

Selanjutnya Nabi Musa ‘alaihissalam. Tiga orang wanita dalam kisah Nabi Musa yang ketiga-tiganya Allah sebutkan dalam AlQuranul Kariim Surah Al-Qashash (28): 7-13, mereka adalah: 1. Ummi Musa (ibunda Nabi Musa), 2. Imroatu fir’aun (istri fir’aun), dan 3. Ukhtihii (ukhti Musa a.k.a saudara perempuan Musa). Alquran menggambarkan bagaimana Allah mewahyukan kepada ummi Musa untuk menghanyutkan Nabi Musa ke sungai Nil, lalu Allah menghiburnya dengan menyampaikan bahwa Nabi Musa akan dikembalikan kepadanya serta akan diangkat menjadi Rasul. Lalu Ibu Nabi Musa memerintahkan saudara perempuan Musa untuk mengikuti sampai mana Nabi Musa terbawa arus sungai dan didapatilah bahwa Nabi Musa dipelihara oleh istri fir’aun. Berbeda dengan fir’aun, istrinya adalah seorang wanita yang beriman. Istri fir’aun mencegah fir’aun dari membunuh Nabi Musa, dan ketika Nabi Musa tidak mau menyusu kepada wanita-wanita lain maka datanglah kakak perempuan Nabi Musa menawarkan untuk membawa seorang wanita yang dapat menyusui Nabi Musa. Demikianlah kemudian Allah mengembalikan Nabi Musa kepada ibundanya. Kisah ketiga wanita ini abadi dalam AlQuran sehingga akan selalu dikenal, diingat, digali hikmahnya oleh setiap manusia hingga hari kiamat. Ketiganya tak mungkin dilupakan setiap kali kita membaca tentang kisah Nabi Musa ‘alaihissalam.

Nabi Isa ‘alaihissalam lebih jelas lagi. Ibunda dan nenek beliau terpatri nama dan sebutannya dalam Quran. Maryam, ibunda Nabi Isa, Allah sebutkan dengan nama sebenarnya. Bahkan, satu surat penuh Allah turunkan. Perihal ini, saya pernah dengar dari seorang ustadz di satu kajian bahwa bila Allah menceritakan kisah seorang hamba dalam AlQuran dan secara langsung menyebutkan namanya berarti kisah yang sama tidak akan pernah terulang lagi di dunia. Wallahua’lam. Kisah ibunda Maryam juga tersebut dalam alQuran meskipun Allah tidak menyebut beliau dengan nama sebenarnya, melainkan dengan sebutan Imroatu ‘Imron (istri Imron –Imron adalah ayah Maryam). Dalam Surah Ali Imran (3): 35-36 dikisahkan tentang ibunda Maryam yang bernadzar kepada Allah untuk menyerahkan anak yang dilahirkannya ke Baitul Maqdis. Namun, anak yang dilahirkannya ternyata perempuan. Maka Istri Imron berdoa kepada Allah untuk melindungi Maryam dan anak keturunannya dari syaitan yang terkutuk. Doa Istri Imron ini dikabulkan oleh Allah dengan kesucian Maryam dan kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam. Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah.

Dalam sirah Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam, kita mengenal lebih banyak lagi wanita hebat. Istri, putri-putri beliau, para shahabiyah, para syahidah... nama-namanya senantiasa disebut berulang-ulang sepanjang sejarah manusia.

Terakhir adalah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Allah pun mengisahkan seorang wanita agar diingat dalam sejarah dan diambil hikmah sebesar-besarnya bagi siapapun yang hidup setelahnya. Istri Nabi Nuh, adalah seorang istri yang durhaka kepada Allah dan suaminya. Dalam Surah At-Tahrim (66): 10 Allah menyebut ‘Imroata Nuh’ (istri Nabi Nuh), yang berada di bawah pengawasan hamba-Nya yang sholeh (Nabi Nuh) namun ia berkhianat kepada suaminya. Maka Allah masukkan ia ke dalam neraka. Kisah ini juga akan terus diulang sepanjang peradaban manusia karena telah abadi Allah ceritakan di Quran.

Dari kelima kisah ulul azmi ini, lihatlah:
Hajar à Wanita mulia, ibunda Nabi Isma’il ‘alaihissalam
Sarah à Wanita mulia, ibunda Nabi Ishaq ‘alaihissalam + nenek Nabi Ya’qub ‘alaihissalam + buyut Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Allaahu akbar!!
Ummi Musa à Wanita mulia, ibunda Nabi Musa ‘alaihissalam
Maryam à Wanita mulia, ibunda Nabi Isa ‘alaihissalam
Imroatu Imron à Wanita mulia, ibu dari wanita mulia Maryam binti Imron
Khadijah bt Khuwailid à Wanita mulia, istri Rasulullaah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, ibu dari wanita mulia Fathimah bt Muhammad
Men sana in women sini. Di balik pria yang kuat pasti terdapat wanita yang hebat. Lihatlah bagaimana wanita yang baik akan menghasilkan pula keturunan yang baik-baik.
Dan lihatlah:
Imroata Nuh à Wanita kafir lagi durhaka, ibu dari laki-laki durhaka Kan’an bin Nuh

Sebaliknya, di balik sosok pria durhaka terdapat pula wanita yang durhaka. Wanita yang buruk adalah sumber bagi lahirnya keturunan-keturunan yang buruk. Na’udzubillaah. Semoga Allah menjaga setiap muslimah dari keburukan-keburukan perangai maupun keturunan. 

Alhamdulillaah...
-kos ternyaman sedunia, still in JogjaCity 111112-
23.36 wib

Saturday, November 10, 2012

Keteladanan Sang Kekasih Allah


Bismillaah..






Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ~Surah An-Nisaa’ (4): 125

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah salah satu dari 5 orang rasul ulul azmi yang diberikan oleh Allah kemuliaan dan derajat yang tinggi melalui ujian-ujian yang amat berat. Sebagian kisah hidup kekasih Allah ini termuat dalam berbagai surat dalam Quran. Bahkan Allah Ta’ala mengabadikan nama beliau sebagai nama salah satu surat dalam Quran. Membaca kisah beliau memberikan keteladanan bagi kita umat Rasulullaah Muhammad Saw. Saya mencoba menjabarkan beberapa butir hikmah yang saya coba kais dari kisah kekasih Allah ini.

1. Mensyukuri anugerah akal
Manusia diamanahi oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi. Untuk memikul amanah yang berat ini, Allah membekali setiap manusia dengan akal. Akal membuat manusia berpikir tentang segala proses penciptaan makhluk, me’maksa’nya mengenal Tuhannya. Akal yang cemerlang akan mengantarkan manusia pada fakta tunggal: bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah, Tuhan Yang Esa. Bagaimana tidak? Coba kita renungkan bagaimana pepohonan dapat tumbuh, padahal sebelumnya ia tiada? Bagaimana hewan-hewan di darat dan laut dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dengan setiap keunikannya? Bagaimana laut yang begitu luas, gunung yang sangat tinggi, diciptakan? Bagaimana pula bintang-bintang di langit tidak berjatuhan saat kita memandanginya di malam hari? Bagaimana terjadinya pergantian siang dan malam? Bagaimana matahari bisa

Thursday, November 8, 2012

Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Nama


artikel terkait:
http://nadiagani.blogspot.com/2008/07/insan-cendekia-satu-tempat-sejuta.html

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.. plus amal-amal baiknya. Peribahasa yang berulang kali keluar dalam soal ujian jaman SD itu rasanya tepat dialamatkan kepada sosoknya. Namanya Novilia Lutfiatul. Kami belum pernah bertegur sapa, belum sempat pula bersalam kenal, bahkan namanya belum pernah saya dengar, sampai 4 hari yang lalu.. kira-kira pukul 21.00.

Satu kabar duka datang tiba-tiba. Saat itu saya sedang di kamar kos, berniat bergadang malam itu sambil menyelesaikan beberapa tugas yang hampir menerobos deadline. Saya masih fokus dengan pekerjaan saya di depan laptop ketika pintu kamar saya diketuk, “Mba..” terdengar suara dari luar.

“Iya.. masuk dek,” jawab saya spontan karena sudah hapal dengan suara yang barusan terdengar.

Padahal, kondisi kamar saya saat itu sangat tidak layak untuk menerima tamu. Buku-buku kedokteran segede gaban berserakan di lantai dan tempat tidur, bekas kotak makanan belum sempat dibuang, dan seabrek barang yang berada tidak pada tempatnya. Namun, di tengah upaya sekuat tenaga merampungkan tugas, kewajiban menjamu tamu dengan sebaik-baik penjamuan (baca: beres-beres dulu sebelum mengundang masuk) langsung menempati urutan bawah dari skala prioritas yang susah payah disusun oleh otak saya saat itu. Masih sangat jauhlah saya dari teladan yang diajarkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa memuliakan tamu. Sejenak kemudian masuklah adik kos saya yang

Wednesday, July 4, 2012

Marhaban yaa Ramadhan


Puasa sejatinya adalah sarana meningkatkan kualitas diri kita di hadapan Allah Ta’ala. Untuk bisa meningkatkan kualitas diri dengan puasa, kita butuh ilmunya. Ilmu yang shahih, bersumber dari Quran dan Hadits Rasulullaah Saw yang shahih pula.

Dalam AlQur’an, puasa disebut dalam dua bahasa, yaitu Shiyaam dan Shaum. Kata Shiyaam disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Qur’an, salah satunya dalam AlBaqarah ayat 183 yang sudah sering kita dengar dan baca dan hafalkan berulang-ulang.. J Kata Shaum disebutkan 1 kali dalam Qur’an, yaitu dalam surat Maryam ayat 26:

26. maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". 

Dalam surat Maryam ayat 26 kata Shauman yang diartikan berpuasa memiliki makna menahan diri dari berbicara dengan manusia lainnya.

Baik kata Shiyaam maupun Shaum tersusun dari 3 huruf hijaiyah.. yaitu Shad, Wau, dan Mim. Dalam fi’il madhi-mudhori’ nya menjadi Shooma – Yashuumu. Huruf alif dalam kata Shooma (fi’il madhi) sebenarnya

ber-Syukur


Every time you feel like you cannot go on, you feel so lost and that you’re so alone
All you see is night and darkness all around, you feel so helpless you can’s see which way to go..
Don’t despair! and never lose hope! Cause Allah is always by your side..
****************************************************************************

Tidak ada habisnya nikmat yang Allah alirkan kepada kita, dan kepada semua makhluk-Nya, setiap detik. Pujian dan syukur kita kepada Allah sudah sepantasnya menjadi sebuah keniscayaan. Allah memberikan setiap apapun yang kita butuhkan, baik kita memintanya ataupun tidak. Segala puji bagi-Nya.

Mendengar lirik lagu di atas, menggelitik pikiran saya untuk sejenak berangan-angan.. apa jadinya bila tidak ada Allah.. apa jadinya kita bila segala sesuatu yang ada dalam hidup kita harus kita urus sendiri. Setiap tarikan nafas, setiap detakan jantung, setiap kedipan mata, setiap hantaran sinaps sepanjang serabut saraf, setiap alur metabolisme makanan yang kita makan dari mulai gigitan pertama hingga terserap menjadi sumber energi dan sisanya menjadi kotoran, setiap janji yang kita buat dan harus kita tepati, setiap detik perjalanan waktu, pergantian siang dan malam, begitu banyaknya hal yang harus kita urus.. bahkan itu yang hanya mnyangkut diri kita sendiri. Bagaimana bila kita sendiri pula yang harus mengatur perjalanan bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, dan benda-benda angkasa lainnya sedemikian rupa sehingga semua berjalan pada orbitnya yang teratur. Segala puji bagi Allah. Karena Allah-lah yang mengatur segala-Nya. Semua yang ada pada kita, yang menempel pada diri kita, dan apapun yang kita lihat di sekitar kita adalah bukti nikmat Allah atas diri kita. Allah telah menyediakan segalanya buat kita. Menjadikan kita sebagai penikmat setiap ciptaan-Nya, pelanggan setia setiap tetes kasih sayang-Nya. Bahwa anugerah terindah, nikmat terbesar bagi kita adalah menjadi hamba Allah.. Tugas kita adalah bersyukur, bersyukur, bersyukur pada-Nya. Maka akan Ia tambah nikmat-Nya..

Pernah pulakah kita membayangkan seandainya tidak ada Allah yang menyelesaikan setiap urusan kita, mengampuni dosa-dosa kita, mengingatkan kita di saat salah, menghibur kita di saat sedih. Betapa sepinya hidup ini. Betapa melelahkannya. Betapa tidak berartinya setiap pekerjaan dan amalan kita. Allah-lah yang menjadikan hidup kita bermakna, jauh lebih mudah, jauh lebih indah, jauh lebih berarti... dengan menjadikan kita sebagai hamba-Nya. Maka bersyukurlah karenanya.. :)

********************************************************************************
Turn to Allah.. he's never far away, Put your trust in Him raise your hands and pray..

Thursday, June 28, 2012

Enough is enough


Hasbiyallah.. Cukuplah Allah bagiku. Sering kita mendengar kalimat ini terlantun dari lisan seorang muslim. Kalimat bukan sembarang kalimat. Ketika diucapkan dengan sesungguh hati, inilah kalimat pernyataan keutuhan iman seorang hamba kepada Rabb-nya.. Allah Ta’ala.

Jadi ingat kisah shahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terekam dalam sejarah ketika beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah, lalu beliau ditanya, “Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?” Jawab beliau, “Aku tinggalkan untuk keluargaku, Allah dan Rasul-Nya.” Hmm. Dulu nih, jaman dulu. Lebih 10 tahun-an yang lalu mungkin, saya suka mempertanyakan dalam hati jawaban Abu Bakar ‘alaihissalam ini. Otak saya yang masih didominasi oleh logika ’semata’ mencoba memahami bagaimana bisa Abu Bakar sebegitu yakinnya bahwa ia bisa hidup dan menghidupi keluarganya tanpa harta sepeser pun yang ia tinggalkan. Hehe. Maklum, kan ceritanya dulu belum ‘ngaji’.

Ya, Abu Bakar adalah contoh nyata seorang hamba Allah sekaligus pengikut Rasulullaah Saw yang begitu shahih aqidahnya. Tingkat keyakinan beliau pada Allah dengan segenap kuasa-Nya adalah bulat 100%. Beliau teladan yang sempurna. Beliau terlepas dari setiap bentuk ketergantungan terhadap makhluk, baik manusia, harta, jabatan, kedudukan, dll. Beliau yakin sepenuhnya bahwa yang rizki beliau dan keluarganya tidaklah ditanggung oleh harta yang beliau miliki melainkan sepenuhnya, semata-mata hanyalah oleh Allah Rabb Semesta Alam. Dan tingkat keyakinan yang seperti ini sangat penting untuk kita miliki sepanjang umur hidup kita, hingga kematian itu datang. Keyakinan yang utuh kepada Allah, tidak ternoda oleh kebergantungan terhadap selain Allah sekecil apapun.

Hehe, lompat-lompat nih jadinya. Selama hidup, adalah sebuah keharusan bagi kita untuk senantiasa berinteraksi dengan makhluk (baca: manusia. saya lagi pingin bahas terutama tentang interaksi sama manusia dulu nih. hehe). Interaksi inilah yang kemudian seringkali mendatangkan kenangan-kenangan manis, namun tidak jarang pula meninggalkan kenangan pahit. Disayang mama-papa, disenangi teman, dibayarin makan, dianter-jemput pergi-pulang sekolah/kantor, disenyumin orang, dimasakin masakan enak, diajarin ilmu bermanfaat, dikasi hadiah, dihibur pas sedih, ditemenin pas sendirian, dan masih banyak lagi kenangan manis yang bisa terukir dari interaksi kita dengan manusia. Di lain pihak, bukan tidak mungkin kita mengalami saat-saat diledek, dicibir, diketusin, diklakson sama mobil belakang padahal lampu lalu lintas masi merah, disalip kanan-kiri padahal udah cakep2 jalan lurussss (sungguh bikin kaget bin ngeri dehh org yg nyalip2 tuh, apalagi nyalipnya sambil ngebut smp bunyi ngoeeengggg kenceng banget gtu -,-“), dimarahi dosen, diomongin orang, dan di- di- lainnya yang ga enak di hati. Ketika yang kita terima adalah hal-hal manis, alhamdulillaah.. tapi yang kemudian seirng menjadi masalah adalah bila yang kita terima adalah hal-hal yang pahit tadi. Kenapa oh kenapa? Karena seringkali hal-hal gak ngenakin itu bikin kita bete, boring, kecewa, sedih, sakit hati, patah hati (err.. secara terminologi kedokteran ini sangat salah, bo..karena cuma tulang sama gigi yang bisa patah). Perasaan2 macam ini, ketika kita tidak pandai-pandai menyikapinya, bisa jadi penyakit hati yang kronis bahkan berkarat. Na’udzubillaah..

Di sinilah pentingnya kalimat pertama pada postingan ini. Rasa sakit hati, kecewa, sedih, bete, kesel, bisa muncul ketika kita masih menggantungkan diri pada makhluk. Ketergantungan dengan berbagai macam bentuknya: ingin dihargai orang, ingin disayang orang, ingin selalu diperlakukan baik sama orang, ingin selalu ditemenin pas sendirian, ingin selalu dihibur pas sedih, ingin disenengin dosen, macem-macem keinginan lain deh yang merujuknya selalu kepada makhluk (dalam hal ini konteksnya saya baru membahas makhluk yang namanya manusia). Nah selama ketergantungan dengan manusia ini masih ada, sekecil apapun, maka ketika terjadi hal-hal yang kontra dengan keinginan-keinginan tadi, kita akan merasakan yaa tadi itu.. marah, kesel, sebel, sakit hati, kecewa, sedih.. Berbeda, sangat berbeda ketika ketergantungan ini sudah dilepaskan. Tidak ada ketergantungan lagi terhadap makhluk. Cukuplah Allah saja. Dan cukup artinya yaa cukup. Enough is enough. :) Cukuplah kasih sayang dan ampunan Allah yang mengisi relung-relung hati kita.. maka apapun hal tidak mengenakkan yang kita terima dari manusia lain tidak akan mengusik hati kita, tak akan membuat luka di hati kita. Ketika pun kita masih harus merasa kecewa/ sakit hati atas dikap orang lain yang tidak menyenangkan, maka semudah rasa sakit itu datang, semudah itu pula ia akan pergi.. tidak akan ia menjangkiti hati dan menimbulkan penyakit di dalamnya. Tidak akan, insyaAllah.. Karena hati yang merasa cukup dengan Allah akan selalu dalam kesadaran bahwa dirinya terlalu berharga untuk disakiti oleh sesama manusia. So, yukss sama-sama kita belajar mencukupkan diri dan hidup hanya dengan Allah.. J Karena sungguh, Allah maha mencukupkan setiap kebutuhan kita. Apapun itu.
 

Wednesday, June 20, 2012

Ngimpi Juga Pake Doa


Dengan nama Allah..
Doa adalah senjata orang mukmin. Sungguh beruntunglah orang-orang yang dikaruniai oleh Allah keimanan yang utuh pada-Nya sehingga hanya Allah-lah yang sennatiasa menjadi tempatnya bergantung dan meminta pertolongan. Karena keimanan inilah yang akan menjadi kunci bagi terbukanya kebaikan-kebaikan yang dari doa yang dipanjatkannya kepada Allah Ta’ala.

Kita manusia punya banyaak sekali keinginan. Tak terhingga. Pingin pinter, pingin sehat selalu, pingin lulus ujian, lulus kuliah, dapet kerjaan, punya duit banyak, punya rumah, punya pasangan yang soleh-solehah, punya mobil, punya deposito, pingin punya anak-anak sehat2 lucu2, pingin umrah, naek haji, menghajikan orang tua mungkin, pingin ke luar negeri, punya kapal pesiar, punya helikopter, bahkan kalo bisa punya pulau sendiri juga mau dah, dllsb. Ga ada habisnya keinginan manusia selama masih hidup di dunia. Bahkan seringkali belum selesai satu keinginan/ impian tertunaikan, udah muncul lagi keinginan yang lain. Tapi meskipun keinginan kita bejibun (baca: banyak banget), kita masih sering aja lupa sama Allah yang Maha Mengabulkan setiap impian. Kita berusaha mati-matian –yang sering kita bilang dengan PD-nya sebagai ikhtiar–. Kita lupa, bahwa sebenarnya ikhtiar kita yang kita anggap semata2 adalah usaha kita, tidak lain ikhtiar itu pula adalah karena kasih sayang Allah yang menjadikan kita sehat, panjang umur, memiliki waktu, tenaga dan pemikiran untuk berikhtiar. Kita lupa untuk bersyukur atas kesempatan ikhtiar yang Allah berikan, terlebih lagi kita lupa untuk meminta sama Allah untuk mewujudkan setiap impian kita. Sering kita kemudian berkelit, “Impian kan ga datang cuma dengan doa?!” Lah. Emang siapa juga yang bilang kita cuma butuh berdoa? Ya engga lahh.. Allah ga akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu mengubah keadaan dirinya sendiri. Tapi lihat juga firman Allah yang lain dalam Surah Al-Mu'min (40) ayat 60:
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [1327] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

[1327] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdo'a kepada-Ku.


Ikhtiar dan doa itu harus seimbang. Ga bisa kita melebihkan satu dari yang lainnya. Bahkan sesungguhnya, dalam doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah Ta’ala juga ada ikhtiar di dalamnya. Ibaratnya orang yang mau naek pangkat/ jabatan sibuk cari koneksi kesana kemari ke manusia, ikhtiar kita mestinya kalo mau naek jabatan adalah sibuk memperbaiki koneksi sama Allah Ta’ala. Jaga koneksi dengan doa ini sarana nya banyak banget. Dari mulai baca qur’an, berdoa, sholat tepat waktu, solat dhuha, solat malem, puasa, shodaqoh, birrul waalidayn, dll. Biar koneksi sama Allah nyambuuung terus.. kayak iklan apaa gtu.

Doa inilah yang menjadi pembeda orang-orang beriman dengan yang tidak beriman. Seorang yang tidak beriman kepada Allah hanya menggantungkan impiannya pada makhluk, pada usahanya sendiri, pada orang lain, pada uangnya, pada sodaranya, pada bosnya, pada orang tuanya, pada mertuanya, dllsb. Sedangkan orang beriman hanya menggantungkan impiannya pada Allah Ta’ala. Ia punya impian setinggi langit, tapi juga memiliki hati yang pasrah dan yakin sedalam-dalamnya pada setiap kuasa Allah untuk mewujudkan impiannya. Orang-orang seperti ini, insyaAllah ketika mendapat apa yang diimpikannya tidak akan lupa diri (baca: sombong, takabbur) dan ketika belum mendapat apa yang diimpikannya ia tidak akan kecewa.

Segala puji bagi Allah.. :))

Friday, April 13, 2012

MAN Insan Cendekia Serpong: satu tempat sejuta kenangan.. PART 3

IC di waktu subuh... ^^
'wajib' baca juga: :) :)
http://nadiagani.blogspot.com/2012/11/gajah-mati-meninggalkan-belang-manusia.html

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang...

Tadi malam. Ba'da maghrib. Sehabis menemani bapak rapat persiapan UN SMA di salah satu SMA Negeri di Tangerang Selatan. Saya berkenalan dengan ibu kepala sekolahnya.. Manis, enerjik, jilbaber..hehe. Di tengah-tengah obrolan kami, tercetuklah bahwa saya sekolah menengah atas di MAN Insan Cendekia Serpong. Si Ibu Kepsek jadi kaget..

"Oh! IC!", serunya.
"Iya bu...", balas saya agak-agak salting gitu dengan kekagetan si ibu.
Saya jadi agak-agak salting karena bingung kenapa kok ibunya berseru dan berekspresi seru banget begitu. 'Ada apa dengan IC?? Ada apa??' kata saya dalam hati --> Lebayy.
"Aduh mbaa! Saya tuh paling seneeeengggg banget kalo disuruh mengawas ujian di Insan Cendekia. Haduuhh... anak-anaknya itu... ditinggal sendiri aja, gak usah diawasi, udah aman deh. Gak ada lagi yang lirak lirik. Gak perlu pengawas kali yaa sebenernya. Pokoknya santai, enak banget deh kalo jaga ujian siswa-siswi IC."
Saya hanya bisa membalas dengan senyuman, sambil bersyukur di dalam hati.... :) :)
*************************************************************************************
Ya, memang. Seperti itulah kondisi persisnya yang saya rasakan selama 3 tahun mengenyam pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong dengan seabrek-abrek ujian. Sudah 6 tahun berlalu dari kelulusan kami. Namun, jejak-jejak pendidikan yang saya peroleh selama disana terus saja memberi warna dalam hidup saya. Banyak dari pengajaran yang saya peroleh di IC, justru baru saya sadari kebaikannya setelah beranjak darinya.. bahkan kini setelah bertahun-tahun lamanya. Ingin rasanya saya berkoar-koar sama seluruh orang tua yang ada di negeri ini: Selama ada pendidikan MADRASAH sebaik, dan semurah (bahkan sekarang IC gratisssss!!!!!!!) INSAN CENDEKIA SERPONG/ GORONTALO/ SUKABUMI, janganlah sekolahkan anak-anak Anda di sekolah umum/ swasta/ lainnya!! Cukuplah Madrasah ini menjadi wadah pembinaan iman dan akal bagi generasi Indonesia di kemudian hari sebelum memasuki gerbang perkuliahan, dan atau penghidupan..

Saya tidak mau menyinggung mengenai lulusan-lulusan IC. Bagaimana 'produk' IC setelah lulus dari sana.. hehe. yaa.. nothing's perfect. nobody's perfect. Saya dan semua teman-teman alumni IC pasti punya kekurangan. Banyak, malah. Tetapi, proses pendidikan yang dijalani selama di IC... baik imtaq dan iptek, sungguh. Teramat sayang untuk dilewatkan oleh semua remaja muslim seumur SMA di Indonesia. Lingkungan yang kondusif, bapak ibu guru dan pembina asrama, teman-teman seperjuangan, kehidupan sehari-hari yang sarat kenangan indah... semuanya bermakna... bersejarah.

So, bagi semua orang tua muslim di negeri ini: Persiapkan anak Anda agar bisa mengenyam pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong/ Gorontalo/ Sukabumi. Bukan Insan Cendekia lainnya!! -hati-hati, sekarang banyak IC bajakan-
Dan buat seluruh adek-adek SMP/ MTs/ sederajat: Jangan pikir dua kali! Ikutilah tes masuk IC!!! hehe.

Segala puji bagi Allah.. :)

Tangerang, homswithom 130412
7.42

Tuesday, April 10, 2012

Belajar Mengerti....

Bismillaah.. :)

Seluruh peristiwa yang terjadi dalam hidup selalu memiliki pengertian. Tidak ada sesuatu pun yang ada di alam ini sia-sia, diciptakan tanpa makna. Segalanya pasti bermakna, ada sebuah pengertian di dalamnya yang Allah ingin ajarkan kepada kita. Namun, tidak semua pengertian tersebut dapat dipahami oleh pikiran kita.

Sebagian dari pengertian-pengertian hidup memang bisa dipahami oleh pikiran kita. Sebagai contoh:

  • "Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya." ~HR. Ath-Thabrani, Ibnu Abi Dunya, dan Al-Baihaqi. Tentu pikiran kita bisa memahami mengapa Rasulullah Saw bersabda seperti itu. Karena memang banyak hal buruk yang dapat dilakukan oleh lisan, misal menggunjing, menghina, memarah-marahi, mengumpat, bergosip, berkata-kata asusila, menggoda lawan jenis, dan sebagainya. Pikiran kita dapat menemukan pengertian yang ada di dalam hadits ini.
  • "Sesungguhnya kejujuran itu membawa ketenangan dan dusta itu menimbulkan kegelisahan (keragu-raguan)." ~HR. Tirmidzi. Pikiran kita pun insyAllah akan mampu menerima pengertian hadits ini. Kita paham bahwa perbuatan jujur akan membuat kita merasa tenang, meskipun –bisa jadi–membuat harga diri kita terjatuh. Sebaliknya seorang pembohong, meskipun terangkat harga dirinya dengan kebohongan yang dibuatnya, akan selalu merasa gelisah. Minimal ia gelisah karena khawatir kebohongannya akan ketahuan.
  • Pikiran kita tentu bisa paham ketika ada seorang yang tersenyum bahagia saat mendapat uang, atau saat lulus ujian....
  • Begitupun pikiran kita bisa paham ketika melihat perahu nelayan diikat tali di pinggir pantai. Agar perahu tidak hanyut ke tengah...
  • Kita pun bisa mengerti ketika ada seseorang yang meneteskan air mata saat mengupas bawang. Pikiran kita sampai, mengerti, mengapa itu bisa terjadi..

Namun, sebagian pengertian hidup yang lain tidak bisa dipahami oleh pikiran kita.... hanya bisa dipahami oleh perasaan kita. Sebagai contoh:

  • “...Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” ~Surah al-Hadiid (57): 20. Membaca ayat tersebut, boleh jadi ada orang yang berkata, Saya tidak mengerti mengapa kesenangan dunia itu dikatakan palsu.. menipu..? à orang seperti ini sangat bisa jadi telah benar-benar tertipu oleh kesenangan dunia yang palsu. Lindungilah kami dari yang demikian ya Allah..
  • Mungkin pula ada orang yang sulit memahami saat mendapati seorang pemuda yang baru saja melaksanakan ijab qabul pernikahan, lalu pemuda ini menangis tersedu-sedu. Ia mengerti sepenuhnya bahwa pernikahan berarti miitsaaqon ghalizhaa (perjanjian yang kuat ~Surah An-Nisaa(4):21) yang dengannya ia dilimpahkan kewajiban bertanggung jawab atas seorang manusia (istrinya), padahal ia sungguh tahu bahwa bertanggung jawab atas dirinya sendiri saja ia belum mampu. Saya tidak mengerti mengapa sebagian orang menganggap menikah berarti meniti jalan hidup yang terjal lagi berat??
  • Atau ketika menyaksikan seseorang yang merasa berat ketika menerima pujian. Orang itu mengerti hadits Rasulullaah Saw yang menyatakan bahwa menginginkan pujian berarti adalah asysyirkul khafiy (syirik yang samar). Mendengar kata syirik, orang tersebut merasa sungguh sungguh berat. Namun, sebagian orang yang belum mengerti akan berkata.. Saya tidak mengerti mengapa ada orang yang merasa berat justru saat menerima pujian?
  • Pun halnya ketika melihat seorang ibu yang senantiasa bersyukur ketika menerima musibah. Padahal sahabat Umar bin Khattab Ra telah menyampaikan, “Tidaklah sebuah musibah menimpaku melainkan aku dapati di dalamnya tiga macam kenikmatan. Pertama, musibah ini tidak dalam masalah agamaku. Kedua, musibah ini bukanlah hal yang terberat bagiku. Ketiga, dengan musibah inilah aku akan mendapat balasan yang besar dari Allah Ta’ala.” Si ibu paham betul kata-kata Sayyidina Umar ini. Namun, pikiran orang yang belum mengerti hanya akan berkata, Kami tidak mengerti mengapa ada orang yang bersyukur saat musibah datang melanda?

Pengertian-pengertian hidup akan selalu tumbuh seiring tumbuhnya hidup manusia. Misalnya, pengertian ‘susah’ bagi anak-anak dan orang dewasa yang telah tumbuh kedewasaannya tentu akan berbeda. Seorang anak kecil kalah berebut permen dengan teman-teman sepermainannya akan merasa susah, namun bila ada orang dewasa yang merasa susah dengan alasan yang sama yaitu kalah berebut permen maka kita akan langsung dapat menyimpulkan bahwa orang dewasa itu tidak tumbuh kedewasaannya. Sama halnya ketika saat kecil kita membalas orang yang menghina kita dengan hinaan yang serupa misalnya, maka bila saat dewasa kita masih pula membalasnya dengan hinaan dapat disimpulkan bahwa jiwa kita gagal tumbuh. Failure to thrive. Seharusnyalah seorang yang tumbuh jiwanya, akan membalas penghinaan dengan kebaikan-kebaikan pada orang yang menghinanya. Itulah gambaran jiwa yang tumbuh.

Tumbuh kembangnya pengertian dalam hidup kita bergantung pada 3 hal, yaitu kemampuan kita untuk mendengar, berpikir, dan beri’tiraf.

Dalam hidup, kita selalu dihadapkan pada dua peristiwa:

1. Tidak menyenangkan, dengan membawa pesan yang menyenangkan. Misal:

  • Peristiwa sakit. Ia datang dengan membawa pesan, “Wahai hamba Allah, aku datang kepadamu atas izin Allah agar engkau bersabar dan Allah akan menghapus dosa-dosamu di masa lalu dengan kesabaranmu atasku.”
  • Peristiwa dihina orang. Ia datang dengan membawa pesan, “Aku datang kepadamu untuk mengajarimu cara memaafkan orang lain yang berbuat buruk kepadamu.”
  • Peristiwa menanti jodoh yang belum kunjung datang, membawa pesan, “Aku datang padamu untuk membawa pesan bahwa sampai saat ini, Allah menginginkan agar kedekatanmu dengan-Nya tidak terhalang oleh yang sesuatu apapun selain-Nya..”

2. 2. Menyenangkan, dengan membawa pesan yang tidak menyenangkan. Misal:

  • Peristiwa menerima uang. Ia datang dengan membawa pesan, “Sesungguhnya aku menitipkan diriku padamu agar kau gunakan aku dalam hal-hal yang baik dan keta’atan. Aku tidak mau diriku kau gunakan dalam kesia-siaan dan kemaksiyatan. Bila kau gunakan aku pada hal yang sia-sia dan kemaksiyatan..... AWAS KAU!”
  • Peristiwa memiliki wajah cantik/ tampan. Ia datang seraya berpesan, “Sesungguhnya aku titip diriku padamu semata-mata hanyalah agar kau gunakan sebaik-baiknya dalam ketaatan kepada Allah. Bila kau gunakan diriku untuk dosa dan kemaksiyatan kepada Allah.... AWAS KAU!”

Kalimat “...AWAS KAU!” yang dipesankan oleh kedua peristiwa tersebut adalah benar, karena sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ibrahim ayat 7:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Orang-orang yang mau mendengar pesan-pesan dari setiap peristiwa yang terjadi, dan benar-benar memahami apa yang harus didengarnya dari peristiwa-peristiwa tersebut akan lebih memilih untuk memperoleh peristiwa yang pertama dibanding kedua. Mereka lebih senang mendapati peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, karena mereka dapat ‘mendengar’ pesan-pesan menyenangkan yang dibawa oleh peristiwa tersebut.

Sedangkan berpikir... berpikir adalah tanda mengerti. Orang yang berpikir adalah orang yang menemukan kesenangan dirinya ada pada hal-hal yang tidak disenanginya dan menemukan ketidaksenangan dirinya ada pada hal-hal yang disenanginya. Hal ini jelas. Karena hanya dengan berpikir mendalam atas setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita lah, kita dapat memiliki ‘konsep berpikir terbalik’ ini. Berbeda bila seseorang menemukan kesenangan dirinya ada pada hal-hal yang disenanginya dan menemukan ketidaksenangan dirinya pada hal-hal yang tidak disenanginya, maka orang tersebut tidak perlulah berpikir. (Iya apa iyaa..? :p). Maka kini saatnyalah kita sama-sama bertanya pada diri kita, Apakah kita telah berpikir?????

Setelah mendengar dan berpikir, tahap selanjutnya yang harus dilakukan untuk menumbuhkembangkan pengertian dalam hidup kita adalah beri’tiraf. I’tiraf berarti mengupas diri. Mengakui kesalahan-kesalahan yang ada di dalam diri (dan hati). Hati manusia ibarat bawang, ada 4 lapisan yang harus di kupas dan dibuang agar dapat benar-benar mendapati hati yang putih bersih seperti lapisan terdalam bawang yang berwarna putih. Untuk dapat mencapai hingga lapisan keempat ini, seseorang harus benar-benar sabar perlahan-lahan mengupas lapis demi lapis bawang, yang biasanya berisiko tinggi mengalami hiperlakrimasi (alias meneteskan air mata). Begitupun dalam melakukan i’tiraf.. harus sabar, perlahan-lahan.. tidak jarang bahkan seharusnya memang sampai mengeluarkan air mata karena benar-benar menyadari kekurangan dan kelemahan yang ada di dalam diri. Lapisan-lapisan tersebut adalah (dari yang terluar sampai terdalam):

1. Hubbul ma’shiyah. Cinta kepada kemakshiyatan. Lapisan ini dikupas dengan cara kita mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang tampak, seperti bergosip, marah-marah, menghina orang, pacaran, berkata kasar, dll.

2. Hubbud dunya. Cinta dunia. Lapisan ini dikupas dengan cara kita mengakui kesalahan dan dosa yang tidak tampak. Cinta dunia meliputi rasa sombong (merasa masih ada orang lain yang lebih hina daripada dirinya), riya’ (melakukan sebuah amal untuk dipuji orang lain), takabbur, iri hati, dll. Hal-hal tersebut tidaklah tampak, hanya diri sendiri dan Allah Ta’ala yang tahu.

3. Hubbul madhayyi’. Cinta pada hal-hal yang sia-sia. Lapisan ini dikupas dengan cara mengakui segala salah yang tidak termasuk dosa, misal nonton TV, mengobrol tidak penting, makan makanan yang terlalu enak tanpa ada kebutuhan untuk memakannya, dll. Astaghfirullaah... huhuuu...yang bagian ini udah mulai beraaaattttt bangeettttttt..

4. Hubbun nafsi. Cinta pada diri sendiri. Lalai dari mengingat Allah. Lapisan ini dikupas dengan mengakui kelalaian diri dari mengingat Allah. Misal saat di jalan naik kendaraan, dari awal sudah diniatkan mau berdzikir sepanjang jalan sampai ke tempat tujuan tiba-tiba di jalan melewati kubangan air terkena cipratan (atau semprotan, kalo banyak. hehe) air karena kendaraan lain yang melaju sangat cepat di samping kita.. nah lho! bergantikah dzikir kita..??? Syukur alhamdulillaah bila tidak.. J

Sumber:

- Alquran al-Kariim

- Kajian Ustadz Syatori Abdurrauf

jogjaistimewa, 080412

10.13 pm

Saturday, March 31, 2012

Syarat Mufassir Quran

Syarat-syarat seorang dapat menafsirkan quran adalah:
1. Aqidahnya bersih. Bila ada penafsir yang aqidahnya cacat, maka tafsirnya tertolak secara otomatis. Contoh kitab tafsir yang benar-benar bersih secara aqidah adalah Tafsir Ath-Thobari (abad ke-3 H) dan Tafsir Ibnu Katsir.
2. Lepas dari semua pengaruh hawa nafsu. Seorang penafsir quran tidak boleh cenderung kepada manhaj/ golongan/ kelompoknya, melainkan murni menyampaikan tafsir untuk mendapatkan kebenaran.
3. Memiliki ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu-ilmu quran. Dalam hal ini saya ambil contoh -yang salah- dari JIL. JIL menggunakan ayat ke 165 alBaqarah, yang menyampaikan bahwa semua manusia yang melakukan kebaikan akan mendapat pahala. Ayat ini digunakannya untuk menganggap semua agama itu sama. Padahal, asbabun nuzul ayat tersebut adalah ketika para sahabat bertanya pada Rasulullah Saw mengenai nasib keluarga mereka yang telah meninggal SEBELUM turunnya Rasulullah Muhammad dan setelah naiknya Rasulullah Isa as.
4. Menguasai ilmu tentang bahasa alQuran (rasa dan makna).
5. Mengetahui semua pendapat dari zaman dahulu sampai zaman si mufassir ini hidup, kecuali pada hal-hal yang sudah pasti. Dan mampu menentukan pendapat mana yang paling mendekati kebenaran.
6. Memiliki kedalaman pemahaman. Bila ada kesalahan dan dikritik oleh ulama lain yang terbukti lebih shahih, maka bersedia disalahkan.
7. Memiliki niat dan akhlaq yang baik
8. Tidak melakukan hal-hal yang tercela sebagai bukti hormatnya terhadap quran.
9. Berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya, yang berkaitan dengan quran. Bila ilmu mereka sudah tidak mampu mencapainya, hanya mengucapkan, "Allahu a'lam."

Kajian Ust. Sholihun.150212 :)
Jogja,310312

Wednesday, March 21, 2012

Rasulullah Is My Doctor


Judul : Rasulullah Is My Doctor
Penulis : Jerry D. Gray
Bahasa : Indonesia, 286 halaman

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

"Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga menurunkan obatnya." ~HR. Bukhari

Malu, adalah perasaan yang mendominasi benak saya selama membaca halaman demi halaman buku ini. Malu betapa saya masih sedikit mengamalkan apa-apa yang dipaparkan dalam buku ini. Bahwa saya masih jauh dari meneladani hidup sehat ala Rasulullah. Buku ini, saya rasa, 'wajib' dibaca oleh setiap tenaga kesehatan (terutama dokter) muslim untuk membuka wawasan kita tentang metode kedokteran Islam.

Islam adalah agama yang telah sempurna ajarannya bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Seluruh aspek kehidupan telah diatur dengan sempurna oleh Islam, termasuk kesehatan. Tidak mendetil memang, tetapi ilmu/ metode dasarnya sudah established sejak 1400an tahun yang lalu. Keseluruhan isi quran dan hadits tidak butuh di-update, semuanya berlaku hingga akhir zaman. Buku ini memaparkan bagaimana metode-metode/ prinsip-prinsip dasar kedokteran ala Nabi dapat dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pak Jerry sang penulis membagi buku ini dalam tiga bagian. Bagian pertama mengenai Kedokteran Nabi, penulis mengajak para pembaca untuk pertama-tama meluruskan iman dan niat dalam melakukan metode pengobatan Nabi ini. Keyakinan bahwa Allah adalah penyembuh segala penyakit harus dimiliki oleh setiap muslim, bahkan setiap manusia, dan doa adalah kunci pembuka setiap permasalahan manusia (termasuk sakit). Selanjutnya penulis memaparkan detail tentang habatussauda (biji jintan hitam) dan bekam sebagai contoh pengobatan Nabi.

"Jangan lupa bahwa apa yang terjadi atau tidak terjadi di bumi atau akhirat tidak dapat terjadi tanpa kehendak dan pengetahuan Allah SWT. Ini adalah hal yang sangat penting yang tidak boleh Anda lupa." ~Jerry D. Gray

"Jika Anda benar-benar ingin mengikuti contoh Nabi kita tercinta Muhammad saw. maka berdoa adalah suatu keharusan sebelum melakukan pekerjaan apapun yang akan kita lakukan dalam hidup ini. Kita semua terus mendekati hari penghakiman. Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini akan menentukan nasib kita pada hari itu. Doa adalah penting dalam setiap aspek kehidupan kita. Berdoa untuk orang sakit InsyaAllah menghasilkan pahala di dunia ini dan hadiah lain menanti Anda di akhirat nanti..."
Di bagian kedua penulis menulis tentang Ramuan Alami, terutama untuk kesehatan mata dan ramuan alami lainnya yang banyak dapat ditemukan di sekitar kita. Dalam setiap bagian buku ini penulis banyak mengupas manfaat madu yang telah dicontohkan oleh Rasulullaah Saw. sejak dahulu. Pada bagian terakhir buku ini, penulis memaparkan sedikit banyak tentang konspirasi yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan organisasi kesehatan dunia dalam bidang kesehatan. Juga ada sedikit pro kontra tentang ilmu kedokteran modern, terutama mengenai vaksin. Namun, saya rasa tidak perlu pro kontra ini diperdebatkan disini pada saat ini. hehe. Karena hanya akan berujung pada ketidakberujungan. (apaseh. :p)

"Teroris sebenarnya di dunia ini adalah Pemerintah Amerika Serikat, sedangkan pihak lain di bumi ini yang mereka beri label sebagai teroris sebenarnya adalah pejuang kebebasan, mempertahankan hak-hak mereka untuk tetap ada sebagai warga yang bebas di bumi ini tanpa harus mengikuti ideologi barbar yang gila dari Amerika." ~Jerry D. Gray

*************************************************************************************

Buku ini indah, menurut saya. Setiap metode pengobatan yang dilakukan didasarkan pada quran dan hadits, sepenuhnya. Dan penulis sendiri lah yang telah membuktikan manfaatnya bagi kesehatan dirinya sendiri dan keluarganya. Pak Jerry ini luar biasa loh. Beliau di usianya yang 52 tahun masih tampak segar, berseri-seri wajahnya seperti usia awal 40an.. beliau pun masih sanggup push up 200x dalam sehari. Bahkan masih sanggup berlari sejauh 4 km. Masya Allah.. anugerah kesehatan yang begitu mahal harganya saat ini. :)

Sedikit mengenai profil beliau yang saya ambil dari cover belakang buku ini. Jerry D. Gray lahir 24 September 1960 di Wiesbaden, Jerman. Ketika berusia 3 tahun, keluarganya migrasi ke Amerika Serikat. Jerry menyelesaikan seluruh pendidikan dasarnya di Iowa, sebelum bergabung dengan Angkatan Udara AS tahun 1978. Kini, selain menjadi penulis kritis tentang politik dan media Amerika, Jerry juga sibuk berceramah di berbagai kota di Indonesia. Beliau masuk Islam di Arab Saudi pada tahun 1984, dan pertama kali ke Indonesia tahun 1985 (kalo ga salah denger.hehe). Sekarang beliau menetap di Jakarta bersama istri dan anak-anaknya. Tergelitik juga ketika mendengar komentar beliau bahwa Amerika Serikat adalah negara paling tidak sehat di dunia. Menurut beliau, alasan utamanya adalah... "Karena dokter mereka bukan Rasulullaah.." That's just so truee, Mister... !! :))

Alhamdulillaah..

--Jogja, 21032012--

Sunday, March 11, 2012

Wajah Penghuni Surga

In the name of Allah... :)

Beberapa hari yang lalu, saya sedang jatah jaga bagian poli (rawat jalan) puskesmas. Jam menunjukkan sekitar pukul 12.00an siang. ya ealah, masak jaga poli jam 12 malem. Pasien udah sedikit. Status pasien di atas meja saya sudah habis. Lalu masuklah mba perawat ke ruang periksa sambil membawa satu status. Mba perawat bilang, "Dok, ini pasien terakhir. Udah selesai pengobatan TB kategori 2. Udah cek BTA post pengobatan, hasilnya negatif." Saya bilang sekenanya, "Oke, mba." Lalu mba perawat keluar dan saya pun memanggil nama pasien dengan pengeras suara di depan saya..

Masuklah seorang bapak, usia awal tiga puluhan.. saya terkesima pertama kali melihatnya.. sungguh terkesima. Saya bukan mau lebay atau gimana. Sama sekali engga. Tapi benar-benar, wajahnya.. belum pernah saya melihat langsung wajah yang lebih berseri-seri dari itu. Seolah di sekelilingnya banyak kunang-kunang atau apa gitu yang bersinar-sinar. Senyum sumringah terus berkembang di bibirnya. Persis seperti gambaran tokoh kartun di komik/ film2 kartun yang disekelilingnya ada sinar2nya gitu.. kayak gambar beliau-beliau di bawah ini.. hehe.

MasyaAllah.. Saya berdzikir berulang dalam hati..


Setelah anamnesis (menggali riwayat penyakit) singkat, ternyata beliau ini dulunya pernah juga didiagnosis sakit TB paru (TB kategori 1, harus berobat minimal 6 bulan). Tetapi beliau tidak patuh berobat, hanya sampai keluhan mereda lalu menghentikan pengobatan sendiri tanpa petunjuk dokter. Beberapa bulan kemudian, TB paru nya kambuh dan akhirnya harus menjalani pengobatan yang lebih panjang (TB kategori 2, selama minimal 8 bulan). Pantas saja memang ketika di hari tersebut beliau datang dengan wajah berseri-seri ke puskesmas karena dinyatakan telah selesai pengobatan TB kategori 2nya dengan hasil cek lab BTA (kuman TB) negatif. Tetapi tetap saja, saya tidak bisa melupakan wajah itu.. Orang lagi kasmaran, penganten baru, orang lulus ujian, lulus kuliah, kalahhhh berseri-serinya sama wajah bapak itu.. ya Allah.. Di akhir pertemuan kami pun, saya tidak tahan juga akhirnya untuk memberikan senyum terkembang sambil mengatakan, "Selamat ya Pak.. semoga sehat selalu.."

Sampai di perjalanan pulang, saya masih teringat dengan wajah itu dan hati kecil saya mencoba menggali mutiara-mutiara hikmah yang tersimpan dalam kejadian siang itu. Seorang yang telah lolos dari 'siksaan' pengobatan di dunia saja Allah karuniakan wajah yang bisa terlihat sebegitu berserinya.. apalagi orang-orang yang dapat lolos dari siksaan api neraka kelak.. yaitu mereka yang Allah berikan nikmat sebagai penghuni surga.. ya Allah.. betapa tidak terbayang indahnya wajah-wajah penghuni surga..

Sebagaimana firman-Nya yang termaktub dalam Quran..

Wajah-wajah orang (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri ~Surah Al Qiyamah (75): 22

.........
70. “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang (berakhlak) baik-baik lagi cantik-cantik."
72. “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah.” ~Surah ArRahmaan (55)

Sungguh kenikmatan yang kelak diterima oleh para penghuni surga adalah kenikmatan yang tiada pernah terlihat oleh mata siapa pun, terdengar oleh telinga siapa pun, maupun terlintas dalam hati siapa pun. Persis sebagaimana gambaran Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dalam hadits qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu..
"Allah berfirman (artinya): "Aku telah sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih (kenikmatan surga) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia." (HR. Muslim no. 2824)

Ciri-ciri umat yang pertama kali masuk surga digambarkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam dari Abu Hurairah r.a.
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama, sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di langit.”
(HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)

Dalam hadits yang lain digambarkan..
“Mereka berbaris dalam satu regu, wajah mereka memancarkan kepuasan seperti rembulan saat pertama. Tubuh mereka bersih dari kotoran. Tidak meludah, tidak berdahak dan tidak pula buang air. Tempat-tempat singgahnya terbuat dari emas, sisirnya terbuat juga dari emas dan perak. Tempat apinya adalah kayud, keringatnya berupa minyak misyk, setiap lelaki memiliki pasangan istri yang kulitnya cemerlang seolah-olah sumsumnya tampak dari balik daging. Mereka tidak pernah berselisih, tidak saling membenci sebab mereka sehati. Bacaannya tiap kali adalah tasbih, setiap pagi maupun sore.” ~HR. Bukhari

MasyaAllah... :')

****************************************************************************************************************************************
ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka, jauhkanlah kami dari siksa api neraka, jauhkanlah kami dari siksa api neraka.. aamiin..

All praise be to Allah..
Jogja-tetep-Istimewa, 110312
22.33 wib

Monday, February 27, 2012

MAN Insan Cendekia Serpong: satu tempat sejuta kenangan.. PART 2


baca juga:
http://nadiagani.blogspot.com/2012/11/gajah-mati-meninggalkan-belang-manusia.html

Dengan nama Allah...:)

Tentang sahabat. Di masa-masa awal SMA.. eh salah. MAN. 9 tahun-an yang lalu. MasyaAllah.. cepatnya waktu berlalu, sudah hampir 9 tahun. Saya mengalami sebuah kejadian, kejutan yang menyenangkan tepatnya. Sangat bisa jadi ini menjadi salah satu alasan saya betah tinggal di madrasah berasrama itu selama 3 tahun selanjutnya..

Malam itu tanggal 16 Agustus 2003, countdown to 17 Agustus 2003 (HUT RI ke-58). Saya masih jadi anggota Paskib. Sebenarnya dari awal dipilih jadi anggota paskib, saya heran bin bingung kok bisa-bisanya saya dipilih jadi anggota paskib. Fisik saya aja udah ga mendukung banget (tidak perlu saya jelaskan panjang lebar. hehe). Padahal pas lagi long march OSPEK (rangkaian kegiatan teakhir OSPEK) di pos PASKIB, dibilang sama kakak-kakak paskib, "Yang gak mau jadi anggota paskib, ACUNGKAN TANGAN!" Dan saya pun mengangkat tangan tinggi-tinggi. FYI: saya memang owgah buwanget sama yang namanya latihan-latihan militer ataupun semi militer, termasuk baris berbaris. Males, bosenin, capek. Tapi eh tapi... Pas pengumuman anggota paskib, lah kok nama saya ternyata masuk. Saya inget banget waktu itu diumumin di masjid habis solat ashar. Saya kaget dan melongo, dalam hati bilang, yee...apa guna dulu nyuruh-nyuruh ngacung tangan kalo tau-tau dimasukin juga. huh. Hehehe.. masih labil kan ceritanya. Bingung banget sebenernya.. pingin proteeessss. Tapi sungguh, waktu itu keputusan kakak-kakak itu tidak bisa diganggu gugat katanya (ya gimana juga gugat mau gangguin, kenal juga engga). Nama yang udah dipilih mau gak mau WAJIB jadi tim paskib untuk upacara 17 agustus 2003. Setelah upacara 17an, yang mau mengundurkan diri baru diperbolehkan. Saya pun cuma bisa pasrah..

Oke, kebeleberan kemana-mana jadinya. Kembali lagi ke malam gladi resik upacara 17an tahun 2003 itu. Saya tidak ingat persis gladi resik selesai jam berapa. Udah sangat malam sekali, sekitar jam 12-an mungkin. Saya udah capek banget, mengantuk pasti. Tapi, satu hal yang masih saya pikirkan malam itu.. Baju seragam paskib untuk besok belum saya setrika.. hikxx. Akhirnya, jam 12-an malam itu pun saya kembali ke kamar asrama. Pas saya masuk kamar, ternyata salah satu teman sekamar saya ada yang masih nyuci baju. Saya yang waktu itu udah capek banget, cuma menegur sebentar lalu langsung menuju meja belajar saya dan duduk di bangkunya. Tanpa dikomando, kepala saya menoleh ke sebelah kiri, tempat gantungan baju.. dan kedua mata saya menangkap ada sepasang baju en celana putih tergantung disana. Otak saya loading.... dan akhirnya nyadar. Itu baju sama celana saya!! Saya heran sama penglihatan saya sendiri awalnya. Tapi lagi-lagi tanpa dikomando, kepala saya kembali menoleh, kali ini ke meja belajar saya, di atasnya meja belajar ternyata telah tertempel secarik kertas putih dengan tinta coklat di atasnya..

N****... Sory td gw buka" lemari loe. Gw mau ambil celana putih loe. Itu baju u/ besok upacara udah gw strikain. Gw takut loe balik malem bgt trus kecape'an, gak sempet strika. tetep CHAYO ya!!! :) Sorry! Sorry kalo masih lecek.

Ya Allah.. saya langsung terharu dan menghampiri temen saya yang masih nyuci. Subhanallah.. Allah Yang Maha Pengasih Penyayang telah menganugerahkan teman yang begitu memahami, mengerti apa kebutuhan saya waktu itu.. tanpa saya mengatakan sepatah kata pun, meminta satu pinta pun.. :) Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam..

Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para mahluk saling mengasihi, sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya." (HR. Muslim).

Sampai saat ini, secarik kertas itu masih rapi tersimpan.. :) Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan rasa kasih sayang dan cinta yang tulus di antara kita. Cinta yang karena-Nya, teman.. untuk-Nya.. :)))

Segala puji bagi Allah.. :)

JogjaIstimewa, 270212
22.48 wib