Sunday, June 29, 2014

*smiling*

Bismillaah..

Ramadhan datang.... alam pun riang,,, :D Alhamdulillaah... di hari 1 Ramadhan ini semoga Allah berikan hidayah dan kekuatan bagi kita semua untuk memanfaatkan setiap waktu yang berlalu demi mencapai ridho-Nya. Aamiin.. :D

Pak Ustadz Quraish Shihab seingat saya pernah mengatakan, “Allah itu mencengangkan.” Yang beliau maksud saat itu adalah tentang kuasa dan takdir Allah yang berlaku pada semua makhluk ciptaan-Nya. Bukan hanya manusia, tapi kuasa Allah pada hewan dan tumbuh-tumbuhan pun sesungguhnya memang seringkali membuat kita tercengang-cengang. Lihatlah bagaimana Allah memampukan seekor cicak untuk menangkap nyamuk sebagai makanannya padahal nyamuk bisa terbang sedang cicak tidak. Lihat pula bagaimana Allah menciptakan buah-buah yang manis dan enak rasanya padahal tidak pernah kita menanam pohon pakai gula. (*nggg. Hehe)

Beberapa pekan terakhir ini rasanya hati dan tubuh saya seringan udara.. sungguh, menyaksikan setiap harinya bagaimana satu takdir Allah membawa saya ke takdir Allah yang lain. Betapa mencengangkannya. Belum genap 2 bulan yang lalu Allah izinkan saya merasakan kesedihan, yang dengan kesedihan itu saya justru belajar banyak tentang kesabaran dan keikhlasan dalam menerima setiap takdir-Nya yang akan berlaku untuk saya.. Kesedihan, yang justru, menjadi pintu awal terbukanya kebahagiaan bagi saya saat ini, detik ini, (dan saya harap pada setiap detik yang akan datang).. Kebahagiaan untuk dapat mensyukuri setiap karunia-Nya. Sekecil apapun, sesederhana apapun. Mengingat besarnya nikmat yang Allah limpahkan kepada saya di sepanjang perjalanan hidup saya selama ini.

Memanglah benar, Allah itu tidak pernah akan menyakiti hamba-Nya. Bila pun di suatu ketika dalam hidup kita Allah izinkan kita merasakan kesedihan, yakinlah bahwa di balik kesedihan itu ada buah manis yang Allah telah siapkan untuk kita petik. Sungguh tidak mudah, mengikhlaskan kesedihan di dalam hati dan mengembalikan seluruhnya seutuhnya kepada Allah. Namun, ganjarannya besar. Semoga.. Hehe..

Maa ashoba min mushibatin illa bi idznillah.. Dalam Surat At-Taghabun ayat 11 Allah berfirman, “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu...” Jadi memang Allah itu tahu saat kita lagi dirundung kesedihan, dan Allah memang mengizinkan musibah berupa kesedihan, sakit, celaka, kerugian, itu terjadi pada kita. Pasti semua manusia pernah lah merasakan tertimpa musibah, kecil maupun besar. Dan dari ayat tersebut bisa kita belajar bahwa di balik musibah itu ada hidayah/petunjuk yang Allah siapkan untuk diberikan pada mereka yang terkena musibah. Karenanya, tidak ada tempat lain bagi kita untuk mengadukan setiap kesedihan dan curahan hati kita, selain Allah. Karena Allah yang paling tahu seberapa dalam kita terluka. Allah pun tahu penawar luka terbaik, seberapa kadarnya, dan kapan waktu terbaik Allah berikan penawar itu untuk menyembuhkan luka-luka di hati kita.. Indah ya... :’)

Terakhir, ada quote bagus banget dari Pak Mario Teguh yang saya sukaa bangett. Hehe..
“Allah tak akan membuang yang kau kira baik, tanpa menyiapkan yang betul-betul baik bagimu.”

Klinikmtharyono.290614.jam11.31

Sunday, June 8, 2014

Human's Heart

Bismillaah..
Sudah lama sekali tidak berbagi disini. Setahun lebih. Karena satu dan lain hal (baca: sok sibuk praktek. hehe), jadi agak lalai untuk berbagi kepada sesama. Meskipun yang dibagi hanyalah sederhana, sekadar pengalaman dan hikmah di baliknya, semoga Allah berkenan mencatat ini sebagai salah satu amal baik saya pemberat timbangan amal kebajikan di yaumil akhir kelak. Amin. :)

Human's heart. Hati manusia. Salah satu misteri Ilahi yang tidak akan pernah bisa kita ungkap hingga hari penghitungan tiba. Hati manusia seutuhnya adalah milik Allah. Hanya Allah pula yang mengetahui setiap bisikan hati-hati manusia. Bahkan malaikat pun tidak mengetahui secara pasti isi hati manusia. Hanya Allah dan manusia yang bersangkutan yang mengetahui secara pasti apa yang ada di dalam hatinya. Walaupun, terus terang, saya sendiri bahkan tidak tahu apa yang ada di hati saya. Haha. *gakjelas*. Kadang saya merasa saya ini orang baik, tapi lalu saya berpikir, saya kan baik hanya sama orang yang baik sama saya. Sama orang yang tidak baik sama saya, saya juga gak baik-baik amat. Berarti, hati saya baik atau gak baik? Atau kadang baik kadang gak baik? Haha. Saya tidak pernah benar-benar berhasil memutuskan hati saya sebagai hati seorang yang baik atau tidak baik. Padahal itu hati saya sendiri. Apalagi hati orang lain. Tidak pernah bisa saya memutuskan seseorang itu berhati baik atau sebaliknya, hanya dari apa yang saya (dan orang-orang sekitar saya) lihat.

Karena kita tidak pernah bisa mengetahui dengan pasti seorang benar-benar baik atau tidak, seharusnyalah kita memutuskan untuk menganggap setiap orang itu baik. Memang akan ada, pasti, seseorang atau beberapa orang dalam hidup fase kehidupan kita, yang akan menyakiti hati kita. Ada yang sedikit menyakiiti, ada yang banyak. Ada yang menorehkan luka satu tusukan duri yang hanya sebentar sakitnya, ada pula yang sampai membuat luka robekan panjang, dalam, lagi berbekas. *maknyusss :p* Namun, bukan berarti orang tersebut berhati jahat. Rasa sakit hati yang kita alami dari orang lain sebenarnya adalah cara Allah mendidik kita untuk sabar dan ikhlas. Seandainya tidak ada orang di dunia ini yang menyakiiti kita, dari mana kita lantas belajar sabar? Bagaimana kita akan pantas mendapat pahala orng-orang yang bersabar? Seandainya setiap kebaikan kita dibalas pula dengan kebaikan dari orang lain, darimana kita belajar ikhlas? Bagaimana Allah akan menganugerahi pahala orang-orang ikhlas kepada kita bila kita tidak pernah merasakan ketika hanya Allah satu-satunya harapan dan pelindung kita?

Suatu hari, seseorang pernah berkata kepada saya, "Saya tidak pernah mau menyakiti orang lain. Karena kita tidak pernah tahu isi hati orang yang kita sakiti itu. Bisa jadi suatu ketika dia menaruh dendam pada kita dan menyakiti kita lebih dari yang kita perbuat." Nyatanya, orang inilah yang menyakiti hati saya melebihi apapun. Belum pernah ada orang yang menyakiti saya seperti saat dia menyakiti saya. Ironis, memang. Ketika perbuatan seseorang tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Dan kita nyata-nyata menjadi ‘objek' dari kata-katanya tersebut. :) Awalnya seringkali saya bertanya, apa yang saya perbuat sampai orang tega menyakiti saya seperti itu? Namun, setelah saya perlahan-lahan merenung dan berpikir kembali, justru saya menemukan kebaikan yang luar biasa besar di balik seluruh kesakithatian itu. Kebaikan untuk berlatih sabar, kebaikan untuk menambah keikhlasan hati pada setiap takdir-Nya, kebaikan untuk berpasrah diri pada-Nya melebihi setiap usaha, keringat, dan air mata yang tercurah. Semakin lama, saya menemukan satu kenyataan bahwa rasa sakit hati itu bukanlah tentang saya dan orang yang menyakiti saya. Sama sekali bukan. Sakit hati itu adalah tentang saya dengan pelajaran yang ingin Allah berikan pada saya. Tentang proses yang Allah berikan pada saya untuk -insyaAllah- menjadi muslim yang lebih baik dalam pandangan-Nya. Adanya orang lain yang menyakiti saya hanyalah satu washilah (sarana) yang Allah tetapkan untuk mendidik saya memperbaiki diri. Tidak lebih, tidak kurang. *jadi melankolis begini sih?haha* Gakpapa lah yaa.. meskipun jadi melow-melow, semoga pesan baiknya tetap tersampaikan dalam tulisan ini. :) aamiin..

Hati manusia adalah milik Allah. Seberapapun inginnya kita mengetahui isi hati orang lain, tidak akan pernah mampu kita mengetahuinya. Karenanya, cukuplah kita menganggap hati setiap orang berisi kebaikan sebagaimana kita ingin dianggap baik oleh orang lain. Betul betul betul? J Semoga Allah senantiasa membimbing saya dan kita semua untuk dapat berprasangka baik pada orang lain, sebagaimana inginnya kita disangkakan baik oleh orang lain. ^^ Alhamdulillaah..

klinikmtharyono,8.6.2014 Jam 15.08