Thursday, November 8, 2012

Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Nama


artikel terkait:
http://nadiagani.blogspot.com/2008/07/insan-cendekia-satu-tempat-sejuta.html

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.. plus amal-amal baiknya. Peribahasa yang berulang kali keluar dalam soal ujian jaman SD itu rasanya tepat dialamatkan kepada sosoknya. Namanya Novilia Lutfiatul. Kami belum pernah bertegur sapa, belum sempat pula bersalam kenal, bahkan namanya belum pernah saya dengar, sampai 4 hari yang lalu.. kira-kira pukul 21.00.

Satu kabar duka datang tiba-tiba. Saat itu saya sedang di kamar kos, berniat bergadang malam itu sambil menyelesaikan beberapa tugas yang hampir menerobos deadline. Saya masih fokus dengan pekerjaan saya di depan laptop ketika pintu kamar saya diketuk, “Mba..” terdengar suara dari luar.

“Iya.. masuk dek,” jawab saya spontan karena sudah hapal dengan suara yang barusan terdengar.

Padahal, kondisi kamar saya saat itu sangat tidak layak untuk menerima tamu. Buku-buku kedokteran segede gaban berserakan di lantai dan tempat tidur, bekas kotak makanan belum sempat dibuang, dan seabrek barang yang berada tidak pada tempatnya. Namun, di tengah upaya sekuat tenaga merampungkan tugas, kewajiban menjamu tamu dengan sebaik-baik penjamuan (baca: beres-beres dulu sebelum mengundang masuk) langsung menempati urutan bawah dari skala prioritas yang susah payah disusun oleh otak saya saat itu. Masih sangat jauhlah saya dari teladan yang diajarkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa memuliakan tamu. Sejenak kemudian masuklah adik kos saya yang
baik hati dan penyabar. Beliau kemudian duduk di samping tempat tidur saya. Saya masih apatis, masih konsen ke laptop, inginnya segera menyelesaikan tugas. Hanya menyapa sekenanya, “Gimana dek..?”

Lalu berceritalah beliau.. kira-kira seperti inilah..

“Mba. Berapa hari terakhir ni rasanya kayak diingetin sama Allah.. Sekarang lagi stase forensik, jadi banyak ketemu jenazah-jenazah yang diminta otopsi. Jadi lebih keinget tentang mati...” Saya berusaha sekuat tenaga untuk menyimak, sambil masih terfokus ke laptop.. hingga sampailah cerita beliau pada kisah ini..

“...Trus mba, kan kemarin ini FULDFK baru ada acara seminar tahun ini. Itu seminarnya di Purwokerto. Trus barusan aku dapet kabar, kalo bis yang bawa mahasiswa delegasinya itu tadi sore tabrakan di Baturaden. Ada 2 orang yang meninggal mba.. anak FK UNDIP.” Innalillahi... Allah.. Lalu lintas sinaps di otak saya yang sedang ruwet itu jadi semakin ruwet lagi.. Apalagi saya memang punya bakat susah konsentrasi. Sebentar, sebentar..

FULDFK....

acara tahunan.. seminar..

bis delegasi... tabrakan..

2 orang anak FK UNDIP...!! Innalillaah.. Allah..

Bengong saya mendengar kabar ini. Merasakan reaksi adrenalin pada kelenjar-kelenjar rambut dan otot-otot kecil di kedua lengan saya, membuat rambut-rambut kecil di atasnya berdiri. Merinding. FULDFK, Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran, adalah lembaga resmi himpunan mahasiswa muslim Fakultas Kedokteran se-Indonesia. FULDFK dibentuk untuk menjadi wadah ukhuwah sekaligus motor penggerak dakwah perjuangan Islam untuk kemaslahatan ummat, dimana mahasiswa-mahasiswi kedokteran menjadi pelaku utamanya. Setiap tahunnya, sejak awal dibentuknya tahun 2005 yang lalu, FULDFK mengagendakan kegiatan rutin yang dapat diikuti oleh delegasi mahasiswa muslim FK se-Indonesia. Saya gak terlalu paham sebenarnya, karena belum pernah ikutan delegasi juga.. tapi sepertinya kegiatan tahunan yang bertajuk Antibiotik ini berisi seminar-seminar sekaligus Musyawarah Nasional FULDFK. Jadi, secara resmi, setiap delegasi yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah delegasi Islam. Mereka berangkat dengan keislaman di dalam dada-dada mereka, untuk mengurusi permasalahan dakwah Islam, dan pulang – insyaAlah – dengan  keimanan serta keislaman yang semakin dalam mengakar di relung-relung hati. Perjalanan yang mulia. Perjalanan sarat keridhoan Allah, bertabur keberkahan dan cahaya-Nya, InsyaAllah.. Dan di jalan mulia inilah mereka pulang menghadap Tuhan-nya..

Saya semakin kaget setelah beberapa saat kemudian, adik kos saya yang baik hati meneruskan kembali ceritanya setelah beliau membaca twitter teman seangkatannya yang notabene adalah adik kelas saya semasa SMA. Eh, semasa MAN maksudnya. Adik kos saya bilang, “Mba.. yang meninggal itu anak IC.” Saya kaget bukan main. Whaa...aat??!! Adik kos saya yang baik hati langsung menunjukkan twitter seseorang dari HP-nya. Isinya:
RT @*******: Ya Rabb.. Salah satu korban meninggal kecelakaan bus delegasi FULDFK ternyata adik kelas waktu di IC.. Allahummaghfirlahaa. :'(
Setelah melihat tweet tersebut, baru saya kepikiran untuk buka facebook.. Grup IAIC, Ikatan Alumni Insan Cendekia. Disana ternyata sudah terpampang berita ini..
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,

telah berpulang, saudari kami, teman kami, sahabat kami, Novilia Lutfiatul (FK Undip 2011, Insan Cendekia Serpong 2008 [Axivic])

mari doakan semoga almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah, diampuni segala dosanya, diterangi alam kuburnya. dan semoga keluarga, rekan, yang ditinggalkan diberi kesabaran.
Aamiin..
rekan2 bisa menghubungi saya di 085793184269 jika memerlukan informasi lebih lanjut.


Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un..
Itulah momen pertama saya mengenalnya, mengetahui namanya. Justru saat ia telah kembali menghadap Sang Pemilik Nyawa. Saya klik link menuju halaman facebooknya. Saya telusuri foto-foto yang ada disana, mencoba menumbuhkan ikatan hati yang lebih kuat melalui image visual dirinya. Sejenak terlupakan oleh tugas-tugas dan tenggat deadline yang kian niscaya keterlambatannya. Haru menyeruak dalam dada saat melihat cover picture-nya. Ka’bah, berbingkai tangan membentuk hati. Indah. Seindah kisah-kisah hidupnya yang saya ketahui setelahnya..

Adik kos saya yang baik hati masih berada di kamar saya. Beliau lalu menunjukkan kembali pada saya, halaman blog yang ditulis oleh Novi – begitu sapaan Novilia – 3 hari sebelum Izrail datang menunaikan tugasnya. Posting blog itu berjudul ‘Dosen Tak Bernyawa’. Di tulisan itu ia menulis..
Kematian  merupakan salah satu topik yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang, apalagi kita yang masih muda-muda. Sukar dimulai dan mudah untuk dihentikan. Padahal setiap manusia tak akan pernah tahu waktu kedatangannya. Kematian tak akan memandang umur, tua muda akan mati bila waktunya memang telah tiba.
Di bagian tengah tulisan itu, terselip doa darinya kepada Ilahi Rabbi..
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut.
Kuyakin Allah kabulkan doamu dik, sebab bukankah itu janji Allah..? Dan Allah tidak pernah menyalahi janji-Nya.
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". ~Al-Mu’min:60Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdo'a kepada-Ku.

Saya buka halaman posting blognya yang lain. Kata demi kata yang terangkai disana menjadi tulisan sarat makna. Benarlah bahwa usia tidak berbanding lurus dengan keimanan dan banyak sedikitnya amalan. 5 tahun rentang usia yang terbentang antara kami, namun hanya satu yang saya dapat dari diri saya saat melihat sosoknya melalui tulisan-tulisan itu: MALU. Malu akan ilmu yang telah Allah amanahkan tetapi masih belum saya pergunakan secara maksimal. Malu bahwa diri ini masih sering lalai dalam menasihati sesama muslim dalam kebenaran dan kesabaran. Malu bahwa masih sangat sedikit karya yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Malu karena masih seringnya hati dan raga ini berkubang dalam maksiat dan kesia-siaan. Malu karena belum menancapkan mimpi seperti mimpinya.. Menjadi wanita yang dicemburui bidadari surga. Ah, alangkah luhurnya mimpimu dik..

Takdir Allah telah berlaku atasmu, dik.. Izrail ‘alaihissalam telah sempurna menjalankan tugasnya. Kita belum pernah bertemu di dunia. Namun, semoga kelak kedua mataku akan bisa menjadi saksi atas kebaikan-kebaikan yang kau hadirkan di dunia ini. Allah izinkan aku mengenalmu di dunia, meskipun kau tidak. Allah izinkan aku melihat wajahmu di dunia, meskipun hanya melalui media dua dimensi, mungkin Allah berkehendak agar kelak kedua mataku ini bisa menjadi saksi dan pemberat timbangan amalmu. Karena dengan kedua mata ini aku membaca tulisanmu, rangkaian kata-kata yang mengajakku kembali mengenal dan mendekat pada Allah. Ah, air mata ini seperti tak ingin berhenti menetes.

Novi.. berbahagialah dik, tersenyumlah. Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Telah selesai kau tunaikan tugasmu di dunia yang menjadi penjaramu. Allah sempurnakan akhir yang indah untukmu di dunia. Kau kembali menghadap Allah dalam perjalanan dakwah, Allah jadikan amal-amalmu diketahui dan menjadi inspirasi bagi kami semua yang masih hidup, semoga bisa menjadi amal jariyah bagimu yang tiada terputus. Betapa sayangnya Allah kepadamu, dik.. J Allah telah membuat mimpi-mimpi mu di dunia menjadi nyata.. Juara di kelas selama SD-SMA, SMA gratis di Insan Cendekia, kuliah di FK PTN favorit di usia 18 tahun, dan impianmu untuk memiliki perpustakaan dengan buku-buku bestseller di usia 19 tahun (seperti yang kamu tulis disini). Kini Allah hendak menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dik, mengabulkan mimpimu yang luhur.. Mimpi yang senantiasa tertulis di setiap halaman blog mu. Mimpi menjadi wanita dunia yang dicemburui bidadari surga.. InsyaAllah.. InsyaAllah.. J

Selamat jalan Novi, semoga kuburmu menjadi taman dari taman-taman surga.

Allah, rahmatilah kami yang masih hidup..
Tetapkanlah kami dalam hidayah-Mu ya Allah.. Kuatkanlah kami dalam menunaikan amalan-amalan ahli surga. Tuntunlah kami dalam menggapai ridho-Mu.. dan kelak, ya Allah, matikanlah kami dalam keadaan islam dan iman memenuhi relung-relung hati kami serta jadikanlah sebaik-baik amal di akhir usia kami dan sebaik-baik hari pada hari kami berjumpa dengan-Mu.. Walhamdulillaahirobbil’aalamiin.

1 comment:

Agen Jelly Gamat Surabaya said...

Terimakasih informasi yang sangat bermanfaat,