artikel terkait:
http://nadiagani.blogspot.com/2008/07/insan-cendekia-satu-tempat-sejuta.html
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.. plus amal-amal baiknya. Peribahasa yang berulang kali keluar dalam soal ujian jaman SD itu rasanya tepat dialamatkan kepada sosoknya. Namanya Novilia Lutfiatul. Kami belum pernah bertegur sapa, belum sempat pula bersalam kenal, bahkan namanya belum pernah saya dengar, sampai 4 hari yang lalu.. kira-kira pukul 21.00.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.. plus amal-amal baiknya. Peribahasa yang berulang kali keluar dalam soal ujian jaman SD itu rasanya tepat dialamatkan kepada sosoknya. Namanya Novilia Lutfiatul. Kami belum pernah bertegur sapa, belum sempat pula bersalam kenal, bahkan namanya belum pernah saya dengar, sampai 4 hari yang lalu.. kira-kira pukul 21.00.
Satu kabar duka datang tiba-tiba.
Saat itu saya sedang di kamar kos, berniat bergadang malam itu sambil
menyelesaikan beberapa tugas yang hampir menerobos deadline. Saya masih fokus dengan pekerjaan saya di depan laptop ketika
pintu kamar saya diketuk, “Mba..” terdengar suara dari luar.
“Iya.. masuk dek,” jawab saya
spontan karena sudah hapal dengan suara yang barusan terdengar.
Padahal, kondisi kamar saya saat
itu sangat tidak layak untuk menerima tamu. Buku-buku kedokteran segede gaban berserakan di lantai dan
tempat tidur, bekas kotak makanan belum sempat dibuang, dan seabrek barang yang
berada tidak pada tempatnya. Namun, di tengah upaya sekuat tenaga merampungkan
tugas, kewajiban menjamu tamu dengan sebaik-baik penjamuan (baca: beres-beres
dulu sebelum mengundang masuk) langsung menempati urutan bawah dari skala
prioritas yang susah payah disusun oleh otak saya saat itu. Masih sangat jauhlah saya dari teladan yang
diajarkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa memuliakan
tamu. Sejenak kemudian masuklah adik kos saya yang
baik hati dan penyabar. Beliau kemudian duduk di samping tempat tidur saya. Saya masih apatis, masih konsen ke laptop, inginnya segera menyelesaikan tugas. Hanya menyapa sekenanya, “Gimana dek..?”
baik hati dan penyabar. Beliau kemudian duduk di samping tempat tidur saya. Saya masih apatis, masih konsen ke laptop, inginnya segera menyelesaikan tugas. Hanya menyapa sekenanya, “Gimana dek..?”
Lalu berceritalah beliau..
kira-kira seperti inilah..
“Mba. Berapa hari terakhir ni
rasanya kayak diingetin sama Allah.. Sekarang lagi stase forensik, jadi banyak
ketemu jenazah-jenazah yang diminta otopsi. Jadi lebih keinget tentang mati...”
Saya berusaha sekuat tenaga untuk menyimak, sambil masih terfokus ke laptop..
hingga sampailah cerita beliau pada kisah ini..
“...Trus mba, kan kemarin ini
FULDFK baru ada acara seminar tahun ini. Itu seminarnya di Purwokerto. Trus barusan
aku dapet kabar, kalo bis yang bawa mahasiswa delegasinya itu tadi sore tabrakan
di Baturaden. Ada 2 orang yang meninggal mba.. anak FK UNDIP.” Innalillahi... Allah.. Lalu lintas
sinaps di otak saya yang sedang ruwet itu jadi semakin ruwet lagi.. Apalagi
saya memang punya bakat susah konsentrasi. Sebentar,
sebentar..
FULDFK....
acara tahunan.. seminar..
bis delegasi... tabrakan..
2 orang anak FK UNDIP...!! Innalillaah.. Allah..
Bengong saya mendengar kabar ini.
Merasakan reaksi adrenalin pada kelenjar-kelenjar rambut dan otot-otot kecil di
kedua lengan saya, membuat rambut-rambut kecil di atasnya berdiri. Merinding.
FULDFK, Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran, adalah lembaga resmi
himpunan mahasiswa muslim Fakultas Kedokteran se-Indonesia. FULDFK dibentuk untuk
menjadi wadah ukhuwah sekaligus motor penggerak dakwah perjuangan Islam untuk
kemaslahatan ummat, dimana mahasiswa-mahasiswi kedokteran menjadi pelaku
utamanya. Setiap tahunnya, sejak awal dibentuknya tahun 2005 yang lalu, FULDFK
mengagendakan kegiatan rutin yang dapat diikuti oleh delegasi mahasiswa muslim
FK se-Indonesia. Saya gak terlalu
paham sebenarnya, karena belum pernah ikutan delegasi juga.. tapi sepertinya
kegiatan tahunan yang bertajuk Antibiotik ini berisi seminar-seminar sekaligus
Musyawarah Nasional FULDFK. Jadi, secara resmi, setiap delegasi yang ikut serta
dalam kegiatan ini adalah delegasi Islam.
Mereka berangkat dengan keislaman di dalam dada-dada mereka, untuk mengurusi
permasalahan dakwah Islam, dan pulang – insyaAlah – dengan keimanan serta keislaman yang semakin dalam mengakar
di relung-relung hati. Perjalanan yang mulia. Perjalanan sarat keridhoan Allah,
bertabur keberkahan dan cahaya-Nya, InsyaAllah..
Dan di jalan mulia inilah mereka pulang menghadap Tuhan-nya..
Saya semakin kaget setelah
beberapa saat kemudian, adik kos saya yang baik hati meneruskan kembali
ceritanya setelah beliau membaca twitter
teman seangkatannya yang notabene adalah adik kelas saya semasa SMA. Eh, semasa
MAN maksudnya. Adik kos saya bilang, “Mba.. yang meninggal itu anak IC.” Saya kaget
bukan main. Whaa...aat??!! Adik kos
saya yang baik hati langsung menunjukkan twitter
seseorang dari HP-nya. Isinya:
RT @*******: Ya Rabb.. Salah satu korban meninggal kecelakaan bus delegasi FULDFK ternyata adik kelas waktu di IC.. Allahummaghfirlahaa. :'(
Setelah melihat tweet tersebut, baru saya kepikiran
untuk buka facebook.. Grup IAIC,
Ikatan Alumni Insan Cendekia. Disana ternyata sudah terpampang berita ini..
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,
telah berpulang, saudari kami, teman kami, sahabat kami, Novilia Lutfiatul (FK Undip 2011, Insan Cendekia Serpong 2008 [Axivic])
mari doakan semoga almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah, diampuni segala dosanya, diterangi alam kuburnya. dan semoga keluarga, rekan, yang ditinggalkan diberi kesabaran.Aamiin..rekan2 bisa menghubungi saya di 085793184269 jika memerlukan informasi lebih lanjut.
Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un..
Itulah momen pertama saya
mengenalnya, mengetahui namanya. Justru saat ia telah kembali menghadap Sang
Pemilik Nyawa. Saya klik link menuju
halaman facebooknya. Saya telusuri
foto-foto yang ada disana, mencoba menumbuhkan ikatan hati yang lebih kuat melalui
image visual dirinya. Sejenak terlupakan oleh tugas-tugas dan tenggat deadline yang kian niscaya
keterlambatannya. Haru menyeruak dalam dada saat melihat cover picture-nya. Ka’bah,
berbingkai tangan membentuk hati. Indah. Seindah kisah-kisah hidupnya yang saya
ketahui setelahnya..
Adik kos saya yang baik hati
masih berada di kamar saya. Beliau lalu menunjukkan kembali pada saya, halaman
blog yang ditulis oleh Novi – begitu sapaan Novilia – 3 hari sebelum Izrail
datang menunaikan tugasnya. Posting
blog itu berjudul ‘Dosen Tak Bernyawa’. Di tulisan itu ia menulis..
Kematian merupakan salah satu topik yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang, apalagi kita yang masih muda-muda. Sukar dimulai dan mudah untuk dihentikan. Padahal setiap manusia tak akan pernah tahu waktu kedatangannya. Kematian tak akan memandang umur, tua muda akan mati bila waktunya memang telah tiba.
Di bagian tengah tulisan itu, terselip doa darinya kepada Ilahi Rabbi..
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut.
Kuyakin Allah kabulkan doamu dik, sebab bukankah itu janji Allah..? Dan
Allah tidak pernah menyalahi janji-Nya.
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". ~Al-Mu’min:60Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdo'a kepada-Ku.
Saya buka halaman posting blognya yang lain. Kata demi
kata yang terangkai disana menjadi tulisan sarat makna. Benarlah bahwa usia tidak
berbanding lurus dengan keimanan dan banyak sedikitnya amalan. 5 tahun rentang
usia yang terbentang antara kami, namun hanya satu yang saya dapat dari diri
saya saat melihat sosoknya melalui tulisan-tulisan itu: MALU. Malu akan ilmu
yang telah Allah amanahkan tetapi masih belum saya pergunakan secara maksimal.
Malu bahwa diri ini masih sering lalai dalam menasihati sesama muslim dalam
kebenaran dan kesabaran. Malu bahwa masih sangat sedikit karya yang bisa
bermanfaat bagi orang lain. Malu karena masih seringnya hati dan raga ini
berkubang dalam maksiat dan kesia-siaan. Malu karena belum menancapkan mimpi
seperti mimpinya.. Menjadi wanita yang dicemburui bidadari surga. Ah, alangkah luhurnya mimpimu dik..
Takdir Allah telah berlaku atasmu, dik.. Izrail ‘alaihissalam telah
sempurna menjalankan tugasnya. Kita belum pernah bertemu di dunia. Namun, semoga
kelak kedua mataku akan bisa menjadi saksi atas kebaikan-kebaikan yang kau
hadirkan di dunia ini. Allah izinkan aku mengenalmu di dunia, meskipun kau
tidak. Allah izinkan aku melihat wajahmu di dunia, meskipun hanya melalui media
dua dimensi, mungkin Allah berkehendak agar kelak kedua mataku ini bisa menjadi
saksi dan pemberat timbangan amalmu. Karena dengan kedua mata ini aku membaca
tulisanmu, rangkaian kata-kata yang mengajakku kembali mengenal dan mendekat
pada Allah. Ah, air mata ini seperti tak ingin berhenti menetes.
Novi.. berbahagialah dik, tersenyumlah. Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan
surga bagi orang kafir. Telah selesai kau tunaikan tugasmu di dunia yang
menjadi penjaramu. Allah sempurnakan akhir yang indah untukmu di dunia. Kau
kembali menghadap Allah dalam perjalanan dakwah, Allah jadikan amal-amalmu
diketahui dan menjadi inspirasi bagi kami semua yang masih hidup, semoga bisa
menjadi amal jariyah bagimu yang tiada terputus. Betapa sayangnya Allah
kepadamu, dik.. J Allah telah membuat mimpi-mimpi
mu di dunia menjadi nyata.. Juara di kelas selama SD-SMA, SMA gratis di Insan
Cendekia, kuliah di FK PTN favorit di usia 18 tahun, dan impianmu untuk
memiliki perpustakaan dengan buku-buku bestseller di usia 19 tahun (seperti yang kamu tulis disini). Kini Allah
hendak menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dik, mengabulkan mimpimu yang luhur..
Mimpi yang senantiasa tertulis di setiap halaman blog mu. Mimpi menjadi wanita
dunia yang dicemburui bidadari surga.. InsyaAllah.. InsyaAllah.. J
Selamat jalan Novi, semoga kuburmu menjadi taman dari taman-taman
surga.
Allah, rahmatilah kami yang masih
hidup..
Tetapkanlah kami dalam hidayah-Mu
ya Allah.. Kuatkanlah kami dalam menunaikan amalan-amalan ahli surga. Tuntunlah
kami dalam menggapai ridho-Mu.. dan kelak, ya Allah, matikanlah kami dalam
keadaan islam dan iman memenuhi relung-relung hati kami serta jadikanlah
sebaik-baik amal di akhir usia kami dan sebaik-baik hari pada hari kami
berjumpa dengan-Mu.. Walhamdulillaahirobbil’aalamiin.
1 comment:
Terimakasih informasi yang sangat bermanfaat,
Post a Comment