Saturday, February 20, 2010

Oh Negeriku... Negeri Cintaku.. part1

Hanya tulisan sederhana untuk mengajak diri sendiri en mentemen 'tuk kenal negeri kita lebih dalam lagii.. enjoy!

Oleh-oleh dari Kendari, Sulawesi Tenggara..

Danau Napabale

Danau Napabale ini terletak di kaki bukit Desa Lohia, Kabupaten Muna, Sultra. Kalau dari Kendari, perjalanan ke Napabale bisa ditempuh lewat darat, laut, or udara.. Suka-suka kita*). Kalau lewat laut, dari pelabuhan di Kota Kendari, kita bisa naik kapal Sagori Utama atau Sagori Express (poko’nya Sagori.. J) ke Pelabuhan Raha di Kota Raha (Pulau Muna) dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Sampai di Raha, lanjutin jalan darat naik mobil sampai ke Napabale sekitar 1 jam (atau kurang yaa..?? J). Jalan darat yang dilalui juga tidak seindah yang diharapkan. Penuh ujian dan cobaan, baik kecil maupun besar J. Namun, bisa juga menggunakan perahu katinting dari Pelabuhan Raha ke Teluk Muna yang bersebelahan dengan Danau Napabale dengan waktu tempuh hanya 15 menit. Kalau nak lewat udara, sekarang sudah ada jalur udara dari Bandara Walter Monginsidi di Kendari menuju Bandara Sugimanuru di Kabupaten Muna. Tapi... yaa... berat di ongkos gitu sii... huweehe

Well, well, well.. Danau ini merupakan wisata alam berupa danau air asin yang dikelilingi oleh pulau karang yang ditumbuhi pepohonan. Jadi, danau ini langsung terhubung oleh laut melalui terowongan sepanjang 30 meter dengan lebar 9 meter yang dapat dilewati dengan menggunakan perahu katinting. Perahu katinting merupakan perahu dari papan kayu dengan panjang mungkin sekitar 6 meter dan lebar kurang dari 1 meter, digerakkan oleh mesin diesel 40 tenaga kuda yang mengeluarkan bunyi raungan berat saat dihidupkan. Melalui terowongan ini pulalah para nelayan biasanya berangkat atau pulang dari melaut. Di dekat mulut terowongan, dapat pula kita jumpai akar pohon yang bentuknya menyerupai tangan manusia. Kereeennn yaaa…??

Yang menarik dari danau ini adalah.... jeng jeng jeng!! Karena langsung berhubungan dengan laut, maka naik turunnya permukaan danau ini juga bergantung pada pasang surut naik (kelakar orang Kendari, yang maksudnya sedang pasang) dan pasang surut turunnya (kelakar orang Kendari, yang maksudnya sedang surut) air laut..J J Apabila air laut pasang, maka permukaan danau ini akan naik dan otomatis terowongan penghubung ke laut tadi tidak dapat dilewati. Tetapi apabila air laut surut, maka permukaan danau pun akan ikut turun dan perahu katinting pun dapat lewat melalui terowongan tersebut. Asik kaaaann..??

Permukaan air danau yang berwarna biru kehijauan sangat serasi dengan pepohonan yang tumbuh di pulau-pulau karang yang mengelilingi danau. Jika beruntung, saat menaiki perahu katinting mengitari danau kita bisa menemukan hewan-hewan air berenang lincah di bawah permukaan air danau yang jernih. Sungguh sebuah kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya.

*) panggilan halus untuk 'Kamu' dalam logat Kendari

No comments: