hampir genap satu tahun berlalu.
masih kuingat saat itu. masa ketika loyalitas, independensi, dan kedewasaanku dipertaruhkan. masa ketika aku akhirnya menyadari bahwa selama sekian lama aku hidup dengan loyalitas penuh hanya untuk menjadi pelaksana atas kehendak orang lain yang lebih berkuasa. MARAH rasanya. kecewa. malu. sedih. seolah jiwa dan kepercayaan runtuh seketika. aku tidak pernah menyangka akan seperti itu akhirnya.
namun, di masa itu pula aku akhirnya belajar bahwa akulah yang berhak menjalani hidupku. sesuai hati nuraniku. bukan orang lain. aku belajar mengambil keputusan, walaupun keputusan itu belum tentu benar. karena memang, manusia takkan pernah mengetahui benar dan salah dengan mutlak sampai Ia mengungkapkan segalanya pada hari dimana tangan dan kakilah yang berbicara dan menjadi saksi seluruh perbuatan. keputusan yang justru dianggap salah oleh sebagian besar orang.
di masa itu pula aku tersadar. bahwa teman adalah teman. takkan pernah menjadi keluarga. tak ada keluarga kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam hidupku. keluargaku di dunia hanya satu. keluargaku. yang bisa menerima diriku seutuhnya. benar2 menerima. tanpa syarat. tanpa tuntutan.
di masa itu pula aku tersadar siapa temanku yang sesungguhnya. yang bisa menerima diriku apa adanya. yang tidak menuntut aku untuk menjadi 'seseorang' yang bukan diriku. dan ternyata,,, teman seperti itu tidak banyak kumiliki.
satu tahun hampir berlalu.
entahlah. akankah kembali kutemukan orang2 sepertiku saat itu? hati2 yang lugu, nemun tetap berusaha menemukan kebenaran dibalik setiap kekecewaan. berusaha memunculkan kedewasaan dibalik kemarahan.
mungkin iya.. mungkin juga tidak...
1 comment:
Nauli...
Ah, aku baca posting-mu itu kok jadi ngerasa... sedih ya. :(
Do you really feel like that, as if you couldn't show the "real" you to others?
Maaf kalo misalna aq jg ga bs bkin Naul ngerasa nyaman, lbih2 klo seandainya Naul prnah smpe harus pura2 di depan aq.
Naul, if only I could help you... make you feel better...
Post a Comment